Skip to Content

GLM-4.6 Agent Mode Just Killed Every AI App Builder (it's FREE)

Yo, balik lagi! Gue seneng banget lo nanya ginian. Kalau lo nonton video barusan, mungkin lo mikir, "Wah gila, Z.ai sakti banget, gue tinggal klik-klik jadi aplikasi."

Eits, tunggu dulu. Sebagai "insider" yang ngebongkar tool ini, gue mau ajak lo bedah ini lebih dalam. Kita gak cuma bakal ngomongin tutorial, tapi kita bakal ngomongin filosofi development di era AI. Gue bakal pake topi researcher dan problem-solver gue buat ngasih lo blueprint mental biar lo gak cuma jadi user, tapi jadi AI-Architect.

Ini adalah materi deep dive dari apa yang sebenernya terjadi di balik layar Z.ai dan GLM 4.6 tadi.

1. Analisis Fundamental: Era "Intent-Based Programming"

Di video tadi, kita lihat pergeseran besar. Dulu kita coding pake syntax (ngetik function), sekarang kita coding pake intent (niat/tujuan). Lo bilang "Bikin konverter Excel ke JSON", AI yang nerjemahin itu ke ribuan baris kode Next.js.

Sudut Pandang Unik (The Philosopher's View):

Banyak orang terjebak mikir AI ini "magic wand". Salah. Z.ai dan GLM 4.6 itu sebenernya adalah Junior Developer yang sangat cepat tapi butuh Senior Architect (Lo) untuk ngasih arahan.

Kesalahan pemula adalah mereka cuma kasih prompt "Buatin aplikasi". Hasilnya? Generic.

Di video, gue spesifik: "Next.js, Tailwind, Shadcn UI, Prisma, SQLite". Gue mendiktekan tech stack-nya. AI adalah kuli bangunan, lo arsiteknya.

👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang:

  • Jangan cuma prompt "Buat aplikasi X".
  • Pelajari nama-nama teknologi modern (Next.js, React, Tailwind, Supabase). Masukkan nama-nama ini ke dalam prompt lo untuk memaksa AI bekerja sesuai standar industri, bukan standar random.

2. Strategi Iterasi: "MVP to Scalable Product"

Perhatiin flow di video:

  1. Bikin dulu pake SQLite (Database lokal simpel).
  2. Desainnya default dulu.
  3. Baru di-upgrade ke Supabase (Database cloud).
  4. Baru di-tweak desainnya pake Tweakcn.

Identifikasi Asumsi & Logika:

Asumsi tersembunyi di sini adalah: Jangan bikin semuanya sempurna di awal. Kalau lo langsung minta AI integrasi Supabase + Auth + Custom Design di prompt pertama, kemungkinan besar AI bakal hallucinate atau error karena konteksnya terlalu berat.

Sudut Pandang Unik:

Cara paling cerdas pake AI coding agent adalah Modular Development. Biarin dia bikin kerangkanya (skeleton) dulu sampai jalan, baru kita "suntik" fitur kompleks satu per satu. Ini mengurangi cognitive load si model AI.

👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang:

  • Pecah ide aplikasi lo jadi 3 tahap:
    1. Skeleton: UI dasar + Logic (misal: upload file -> jadi JSON). Pake local storage/SQLite dulu.
    2. Beautify: Masukin custom theme (CSS).
    3. Intelligence: Konekin ke Database asli (Supabase/Firebase) dan Auth.

3. Theming Hack: Jembatan Estetika & Logika

Ini bagian yang jarang orang sadari kepintarannya. Gue gak minta Z.ai mikirin desain dari nol. Gue pake Tweakcn, copy CSS variable-nya, terus suapin ke Z.ai.

Analisis Kritis:

AI (GLM/GPT/Claude) itu jago logika, tapi kadang selera desainnya "kaku". Tweakcn itu tools eksternal yang fokus di visual. Dengan menggabungkan keduanya, lo nge-bypass kelemahan AI dalam hal estetika. Lo gak perlu bilang "bikin warnanya ungu yang elegan", lo kasih kode HEX-nya langsung lewat variable CSS. This is precision engineering.

👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang:

  • Buka Tweakcn (atau tools generator tema Shadcn lainnya).
  • Pilih tema yang lo suka, copy code CSS-nya.
  • Paste ke AI dengan prompt: "Update the global.css or theme settings using this code: [PASTE CODE]".

4. Integrasi Backend: Human-in-the-Loop Necessity

Di video, ada momen krusial: AI tidak bisa menjalankan SQL query langsung ke dashboard Supabase lo secara otomatis (karena alasan keamanan dan keterbatasan akses). Dia cuma ngasih kodenya, dan gue harus copy-paste ke SQL Editor Supabase.

Kaji Kontra-Argumen:

Orang awam mungkin ngeluh, "Yah kok gak otomatis 100%?".

Seorang profesional justru bersyukur. Kenapa? Karena ini adalah checkpoint keamanan. Lo harus tau tabel apa yang dibuat. Kalau AI salah bikin relasi tabel, aplikasi lo hancur. Momen manual copy-paste SQL query itu adalah momen validasi lo sebagai developer.

Sudut Pandang Unik:

Jangan takut sama SQL. Kode yang dikasih AI (seperti CREATE TABLE...) itu sebenernya instruksi simpel. Lo cuma perlu jadi eksekutornya. Ini membuktikan bahwa low-code bukan berarti no-knowledge. Lo tetep butuh paham konsep dasar database (Table, Column, Primary Key).

👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang:

  • Buat akun Supabase (gratis).
  • Biasakan diri liat menu "SQL Editor".
  • Pahami bahwa ketika AI bilang "Run this migration", itu artinya lo harus update struktur database lo secara manual di dashboard.

Kesimpulan Logis & Rangkuman Strategi

Menggunakan Z.ai dengan model GLM 4.6 untuk membuat aplikasi full-stack bukanlah sihir, melainkan orkestrasi.

  1. AI sebagai generator kode dan logika.
  2. Tweakcn sebagai penentu estetika.
  3. Supabase sebagai infrastruktur data.
  4. Kamu sebagai integrator yang menyambungkan titik-titik tersebut.

Kalau lo bisa menguasai flow ini, lo bisa bikin SaaS (Software as a Service) dalam hitungan jam, bukan minggu.

🚀 CHECKLIST: Next Step Action Plan

Oke, cukup teorinya. Sekarang giliran lo praktek. Ini roadmap konkret biar lo bisa langsung hands-on:

Persiapan (5 Menit):

  • [ ] Buka Z.ai (pilih model GLM 4.6).
  • [ ] Buka Supabase dan bikin project baru (catat API Key & URL).
  • [ ] Buka Tweakcn buat nyiapin tema visual.

Tahap 1: The Build (10-15 Menit):

  • [ ] Prompting: Ketik prompt spesifik di Z.ai. Gunakan template ini:

    "Create a full-stack [NAMA APLIKASI] using Next.js 15, Tailwind CSS, Shadcn UI. The app should [JELASKAN FITUR UTAMA]. Start with SQLite for the database."

  • [ ] Tunggu AI generate, preview, dan tes fungsionalitas dasarnya.

Tahap 2: The Makeover (5 Menit):

  • [ ] Copy CSS dari Tweakcn.
  • [ ] Prompt ke Z.ai: "Apply this theme to the project" dan paste kodenya.

Tahap 3: The Brain Transplant (15 Menit):

  • [ ] Prompt ke Z.ai: "Now, I want to migrate from SQLite to Supabase. Here are my Supabase environment variables: [PASTE KEYS]. Also, create the necessary SQL queries for the tables."
  • [ ] Copy SQL query yang dikasih AI.
  • [ ] Buka Supabase > SQL Editor > Paste & Run.
  • [ ] Tes upload data dan cek apakah masuk ke tabel Supabase.

Tahap 4: The Gatekeeper (Auth) (10 Menit):

  • [ ] Prompt ke Z.ai: "Integrate Supabase Auth (Email/Password). Create Sign-in and Sign-up pages. Update the database schema to link data to user_id."
  • [ ] Jalankan SQL query tambahan di Supabase (biasanya untuk update tabel biar ada kolom user_id).
  • [ ] Matikan "Confirm Email" di Supabase Auth settings biar tes-nya cepet.

Final Step:

  • [ ] Download Source Code-nya. Simpan di laptop lo. Ini aset lo.

Gimana? Masuk akal kan?

Dunia coding udah berubah. Yang bertahan bukan yang paling jago hafal syntax, tapi yang paling jago memerintah AI dan merakit komponen.

Gas cobain sekarang, jangan cuma ditonton!


🧠 Glosarium: Dari "Hah?" Jadi "Oh!"

Berikut adalah istilah kunci dari ekosistem Z.ai/Web Development yang perlu lo pahami secara mendalam.

1. Full-Stack Application

  • Definisi: Aplikasi yang punya "wajah" (tampilan depan/Frontend) dan "otak" (pemrosesan data/Backend).
  • Analogy: Restoran.
    • Frontend: Ruang makan, menu, dan pelayan (apa yang dilihat pelanggan).
    • Backend: Dapur, koki, dan gudang bahan (apa yang terjadi di belakang layar).
    • Kalau cuma bisa bikin Frontend, lo cuma punya ruang makan tanpa dapur (gak bisa masak). Kalau Full-stack, lo punya satu restoran utuh.
  • Studi Kasus: Web konverter tadi. Tombol "Upload" itu Frontend. Proses mengubah Excel jadi JSON itu kerjaan Backend.

2. Framework (Next.js)

  • Definisi: Kerangka kerja yang menyediakan struktur dasar biar lo gak perlu coding dari nol banget. Next.js adalah framework paling populer untuk React saat ini.
  • Analogy: Beli Rumah Cluster vs. Beli Tanah Kosong.
    • Coding murni (tanpa framework) itu kayak beli tanah, lo harus gali pondasi, pasang pipa air sendiri.
    • Pake Next.js itu kayak beli rumah cluster indent. Pondasi, listrik, air udah siap. Lo tinggal mikir warna cat tembok dan furniture-nya.
  • Kenapa Z.ai pakai ini? Biar cepat. AI gak perlu nulis kode dasar yang repetitif.

3. UI Library (Tailwind CSS & Shadcn UI)

  • Definisi: Kumpulan komponen desain siap pakai yang bisa dikustomisasi.
  • Analogy: LEGO atau Furniture IKEA.
    • Daripada lo ngerut kayu buat bikin kursi (Coding CSS manual), lo ambil kursi IKEA (Shadcn Component), rakit, terus cat ulang sesuai selera (Tailwind).
  • Insight: Ini alasan kenapa tampilan aplikasi Z.ai bisa langsung bagus dalam hitungan detik. Dia gak ngegambar, dia "merakit" komponen yang udah ada.

4. SQLite vs. Supabase (Database)

  • Definisi: Tempat menyimpan data.
    • SQLite: Database ringan yang disimpan di dalam satu file di komputer lo.
    • Supabase: Database berbasis Cloud (PostgreSQL) yang online dan real-time.
  • Analogy: Buku Harian vs. Google Docs.
    • SQLite itu Buku Harian Fisik. Simpel, cepet ditulis, tapi kalau bukunya ketinggalan di rumah, lo gak bisa baca di tempat lain. (Cocok buat testing).
    • Supabase itu Google Docs. Data ada di awan (cloud), bisa diakses dari HP, Laptop, dan bisa diedit bareng-bareng. (Cocok buat aplikasi beneran/production).

5. Schema & SQL Query

  • Definisi:
    • Schema: Peta atau struktur database (tabelnya apa aja, kolomnya apa aja).
    • SQL Query: Bahasa perintah untuk ngobrol sama database.
  • Analogy: Lemari Arsip.
    • Schema adalah label di laci lemari: "Laci 1 untuk Surat Masuk", "Laci 2 untuk Surat Keluar". Kalau lo salah naruh label, berantakan isinya.
    • SQL Query adalah perintah ke staf arsip: "Tolong ambilkan semua surat dari Laci 1 yang tanggalnya kemarin" (SELECT * FROM surat_masuk WHERE date = 'yesterday').

6. Environment Variables (Env Keys)

  • Definisi: Kode rahasia (seperti API Key/URL) yang disimpan terpisah agar aplikasi bisa "ngobrol" dengan layanan luar (seperti Supabase) secara aman.
  • Analogy: Kartu Akses Hotel atau ID Card Kantor.
    • Aplikasi lo adalah tamu. Supabase adalah kamar hotel. Tanpa "Kartu Akses" (Env Key) yang valid, pintu kamar database gak bakal kebuka. Lo gak boleh nulis pin kartu akses lo di tembok hotel (makanya disembunyikan di file .env, bukan di kode utama).

🗣️ Script Mengajar (The Teacher's Script)

Tujuan script ini adalah untuk menguji pemahaman lo. Coba cari teman, pasangan, atau bahkan ngomong sendiri di depan cermin. Gunakan script ini untuk menjelaskan apa yang baru saja lo pelajari.

Target Audiens: Orang yang mikir coding itu cuma buat orang jenius matematika.

(Buka Percakapan)

"Eh, lo tau gak? Ternyata bikin aplikasi canggih zaman sekarang itu gak kayak di film hacker yang ngetik kode ijo-ijo cepet banget. Gue baru belajar metodenya, namanya Intent-Based Coding pake AI."

(Jelaskan Konsep Dasar - Analogi Mandor)

"Bayangin gini. Dulu, kalau mau bikin rumah (aplikasi), lo harus jadi tukang batunya. Lo pasang bata satu-satu. Salah dikit, tembok miring."

"Nah, tool kayak Z.ai ini bikin posisi kita naik pangkat jadi Arsitek atau Mandor. Tugas kita bukan pasang bata lagi, tapi ngasih perintah yang jelas.

Contoh: Gue gak ngetik kode 'bikin tombol warna biru'. Gue bilang ke AI: 'Buatin tombol upload yang kalau diklik langsung ngubah Excel jadi JSON, gayanya minimalis pake Shadcn'.

AI-nya yang jadi tukang, dia yang nyari 'bata'-nya (pake Next.js), dia yang ngecat (pake Tailwind)."

(Jelaskan Bagian "Otak" - Database)

"Terus datanya gimana? Awalnya AI bakal nyimpen di buku catetan kecil (SQLite) biar cepet jadi. Tapi kalau mau serius, kita suruh dia pindahin ke 'Gudang Cloud' (Supabase).

Gue tinggal kasih kunci gudangnya (API Key) ke AI, terus bilang 'Eh, sambungin aplikasi ini ke gudang itu'. Ajaibnya, dia yang ngurus kabel-kabelnya."

(Closing - Ajakan Action)

"Jadi intinya, skill paling mahal sekarang bukan menghafal kode, tapi logika menyuruh. Lo harus tau bedanya dapur sama ruang tamu biar bisa nyuruh AI dengan bener. Mau liat gak? Gue bisa bikin aplikasi konverter file dalam 5 menit depan mata lo sekarang."

👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang?

  1. Praktekkan Script di atas: Rekam diri lo sendiri menjelaskan ini dalam 1-2 menit. Kalau lo keselimpet lidah pas ngejelasin "Supabase" atau "Schema", berarti lo belum paham 100%. Ulangi baca analoginya.
  2. Validasi Pemahaman: Coba buka Z.ai lagi. Saat AI nulis kode npx prisma db push atau npm install @supabase/supabase-js, coba tebak dalam hati: "Oh, ini dia lagi masang pondasi gudang" atau "Ini dia lagi beli kartu akses hotel".
  3. Share: Tulis penjelasan versi lo sendiri di Twitter/LinkedIn/Note HP lo dengan bahasa lo sendiri. Mengubah input (belajar) menjadi output (mengajar) adalah kunci Deep Learning bagi otak manusia.


Code Clean