Baik. Dengar. Kita berhasil mendapatkan 32,7 juta views bulan ini, dan meluncurkan buku yang menghasilkan lebih dari $100 juta dalam 72 jam. Ini bukan sihir. Ini adalah mesin yang terukur.
Masalah kebanyakan orang adalah dua: Anda membuat konten yang terlalu sedikit, dan konten yang Anda buat menarik orang yang salah. Anda sibuk mengejar views, padahal yang Anda inginkan adalah influence.
Influence—yang saya definisikan sebagai tingginya kemungkinan seseorang mematuhi permintaan Anda—tidak datang dari views yang viral karena Anda ditampar nenek-nenek di depan umum. Itu entertainment. Kita di sini bicara bisnis.
Janji saya hari ini sederhana: Saya akan berikan Anda framework SPCL (Status, Power, Credibility, Likeness). Ini bukan teori. Ini adalah cara kerja realitas yang saya operasionalkan. Saya tidak suka bahasa emosional yang membingungkan. Saya suka mendefinisikan sesuatu dari apa yang bisa saya lihat dengan mata saya.
Mari kita bedah.
Bagian 1: Framework Inti SPCL (Status, Power, Credibility, Likeness)
Ini adalah empat pilar yang membangun influence. Anda bisa memiliki salah satunya dan mendapatkan sedikit pengaruh. Bartender di bar yang sibuk punya Status. Tapi jika Anda bisa menumpuk keempatnya, Anda menjadi "Super Saiyan".
S = Status (Status)
- Definisi Operasional: Seseorang yang mengendalikan reinforcers (hal-hal baik yang diinginkan orang) dalam lingkungan tertentu.
- Contoh Sederhana: Bartender di bar yang ramai. Dia mengendalikan sumber daya yang langka (alkohol). Orang-orang melambaikan uang padanya. Dia punya status di dalam bar itu. Begitu dia keluar dari bar, dia bukan siapa-siapa. Status itu kontekstual.
- Contoh Bisnis: Saat saya bilang saya menghasilkan $100 juta dari buku, saya menunjukkan bahwa saya mengendalikan sumber daya yang Anda inginkan (uang, hasil).
- Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Orang berpikir status itu soal memiliki uang atau menjadi kaya. Salah. Status adalah soal mengendalikan akses. Anda tidak perlu menjadi orang terkaya di dunia. Anda hanya perlu mengendalikan apa yang audiens spesifik Anda inginkan. Jika Anda seorang programmer dan Anda mengendalikan kode yang bisa menghemat waktu 100 programmer lain, Anda punya status di lingkungan itu.
👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Audit diri Anda. Sumber daya langka apa (pengetahuan, koneksi, hasil, aset) yang Anda kendalikan dan diinginkan audiens Anda? Tunjukkan itu di awal konten Anda. Jangan pamer, tapi buktikan Anda memegang kuncinya.
P = Power (Kekuatan)
- Definisi Operasional: Ini datang dari "Say-Do Correspondence". Sederhananya: Saya mengatakan sesuatu. Anda melakukannya. Hal baik (penguatan) terjadi.
- Contoh Sederhana: Jika saya beri Anda 10 tips koin kripto, Anda ikuti, dan semuanya naik. Seberapa besar kemungkinan Anda akan mendengarkan tips ke-11 saya? Jauh lebih besar daripada jika seorang anak orang kaya (yang hanya punya Status) menyuruh Anda.
- Mengapa Ini Paling Penting: Jika saya hanya boleh memilih satu, saya pilih Power. Power adalah Anda secara aktif memprogram audiens Anda untuk percaya pada Anda melalui siklus penguatan yang berulang.
- Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Inilah mengapa orang tua Anda memiliki influence yang luar biasa atas Anda (suka atau tidak). Pikirkan berapa ribu kali mereka memberi Anda arahan ("Jangan sentuh api itu," "Kerjakan PR-mu") dan hal baik terjadi (Anda tidak terbakar, Anda dapat nilai bagus). Anda telah terkondisi selama puluhan tahun untuk mematuhi mereka. Konten Anda harus meniru proses ini.
👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Dalam setiap konten Anda, berikan satu arahan yang kecil dan bisa ditindaklanjuti yang pasti akan memberikan kemenangan kecil bagi audiens Anda. Jangan hanya memberi tahu "apa", beri tahu "bagaimana" dalam satu langkah kecil. Mulailah membangun siklus "Say-Do" Anda.
C = Credibility (Kredibilitas)
- Definisi Operasional: Bukti pihak ketiga yang dapat diobservasi secara objektif. Sesuatu yang sulit dipalsukan.
- Contoh Sederhana: Mengapa saya membayar juri Guinness World Records untuk hadir di peluncuran buku saya? Saya butuh validasi pihak ketiga yang dipercaya orang.
- Contoh Bisnis: Gedung $10 juta di belakang saya saat saya membuat iklan. Itu sulit dipalsukan. Itu adalah sinyal kredibilitas yang bisa Anda lihat.
- Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Kredibilitas bukan untuk pamer. Kredibilitas adalah alat untuk menghemat waktu audiens Anda. Anda menunjukkan bukti pihak ketiga sehingga audiens Anda tidak perlu membuang waktu 10 jam untuk mencari tahu apakah Anda penipu atau bukan. Anda menghilangkan keraguan mereka secara instan.
👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Apa bukti pihak ketiga yang Anda miliki? Testimoni klien? Liputan media? Sertifikasi? Gelar? Tampilkan itu. Jika Anda belum punya, ciptakan satu. Buat studi kasus mendalam dengan 1 klien dan dokumentasikan hasilnya secara obsesif.
L = Likeness (Kecocokan/Kemiripan)
- Definisi Operasional: Audiens melihat kesamaan dengan Anda. Ini bisa psikologis (nilai-nilai yang sama, "vibe") atau harfiah (demografi, penampilan).
- Contoh Sederhana: Audiens saya 89% pria. Audiens Leila (istri saya) 54% wanita. Kami bicara hal yang hampir sama: bisnis dan uang. Tapi Likeness berperan.
- Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Kebanyakan orang adalah NPC (Non-Playable Character). Mereka mengikuti skrip yang sudah direkam, memakai 4 setelan arketipe yang ada ("pria bir & barbeku," "hipster," "bro"). Berhenti jadi NPC. ROI dari mencoba menjadi orang lain adalah nol. Keunikan Anda—hal-hal "aneh" tentang Anda—adalah keunggulan Anda. Saya pakai sandal aneh selama bertahun-tahun karena nyaman. Itu saya. Jika Anda melakukan sesuatu dan tidak tahu mengapa Anda melakukannya, itu karena Anda mengikuti arahan orang lain untuk hidup Anda.
👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Berhenti mencoba memoles-moles citra Anda. Identifikasi satu atau dua hal tentang diri Anda yang unik atau "aneh" (hobi, cara bicara, prinsip) dan tonjolkan itu. Orang yang "cocok" akan tertarik, orang yang tidak, akan pergi. Itu bagus, itu namanya penyaringan.
Bagian 2: Menerapkan SPCL ke Strategi Konten Anda (Ini Bagian Pentingnya)
Oke, Anda sudah tahu 4 pilarnya. Sekarang bagaimana cara menggunakannya untuk membangun influence?
1. Ubah Metrik Anda: Dari "Social Media" ke "Interest Media"
- Masalah: Anda menilai konten berdasarkan views. Itu bodoh.
- Faktanya: Jika saya ditampar nenek-nenek, video itu akan dapat views. Apakah itu akan mendapatkan pelanggan? Tidak. Itu akan ditampilkan ke orang yang tertarik humor. Mereka bukan pelanggan saya.
- Pergeserannya: Media sosial sekarang adalah media berbasis minat (Interest Media). Algoritma sangat pintar. Dia tahu apa yang Anda bicarakan, apa yang Anda kenakan, dan akan menunjukkannya kepada orang yang punya riwayat menonton hal serupa.
- Konsep Kunci: "The Content is The Targeting." (Konten Adalah Penargetannya).
- Contoh Sederhana: Jika Anda seorang tukang reparasi piano dan Anda membuat konten tentang cara memperbaiki piano, Anda mungkin hanya dapat 1.000 views. Tapi 1.000 views itu adalah pemilik piano. Itu jauh lebih berharga daripada 1 juta views dari orang yang suka video tamparan.
- Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Saya lebih peduli pada respons IRL (In Real Life). Jika saya membuat video dan saya dapat SMS dari 5 pemilik bisnis yang saya hormati yang bilang "Yo, itu keren," saya tahu saya di jalur yang benar. Format "Cash Cows" saya (di mana saya membedah bisnis orang) mungkin views-nya tidak sebanyak konten motivasi singkat, tapi setiap pemilik bisnis yang saya temui bilang itu konten favorit mereka. Itulah audiens yang saya kejar.
👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Definisikan avatar Anda dengan jelas. Buat konten yang hanya relevan untuk mereka. Terima kenyataan bahwa views Anda akan turun, tapi prospek Anda akan naik. Berhenti membuat konten untuk semua orang.
2. Pahami Kekuatan Volume & Format (Shorts vs. Longs vs. Live)
- Faktanya: Saya mem-posting 35.000 keping konten tahun ini. Bisnis $1 juta mungkin mem-posting 365 keping (satu sehari). Saya melakukan 100x lipat volume, saya dapat 100x lipat prospek. Matematikanya sangat linear. Jangan coba-coba mengakali kerja keras.
- Analogi Stadion (dari Mr. Beast):
- Selebriti A-lister (media tradisional) keluar: Tepuk tangan biasa.
- Kreator Shorts (TikTok/Reels) keluar: Tepuk tangan sedikit lebih keras.
- Kreator Long-Form (YouTubers/Podcasters) keluar: Penonton riuh.
- Live Streamers keluar: Stadion meledak.
- Mengapa? Jawabannya adalah SIKLUS PENGUATAN (Reinforcement Cycles).
- Berapa banyak siklus penguatan (poin P dari Power) yang bisa Anda bangun dalam video 30 detik? Tidak banyak.
- Bandingkan itu dengan podcast 2 jam. Jika rata-rata short saya 15 detik, audiens harus menonton 480 video shorts saya untuk mendapatkan level paparan yang sama dengan 2 jam konten panjang.
- Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Internet akan selalu bergerak menuju kebenaran (truth). Konten A-lister itu super-poles, penuh skrip, di-photoshop. Live stream? Ini mentah. Ini interaktif. Ini adalah realitas paling mentah dari kita berinteraksi. Inilah mengapa saya all-in pada "Live Interactive." Ini adalah cara tercepat untuk membangun SPCL dalam volume besar. Shorts itu bagus, tapi tujuannya adalah sebagai gerbang untuk membawa orang ke konten long-form atau live Anda.
👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Gunakan shorts sebagai kail. Tapi fokuskan strategi Anda untuk membuat audiens mengonsumsi konten long-form (podcast, video YouTube panjang) atau live stream Anda. Di situlah influence yang sebenarnya dibangun.
3. Miliki Ekspektasi yang Realistis (Berhenti Membandingkan)
- Faktanya: Di AS, hanya 9% orang yang punya bisnis. Dari 9% itu, 95%-nya berpenghasilan di bawah $1 juta. Hanya 5% dari 9% itu (sekitar 1,5 juta orang) yang ada di pasar saya.
- Realitasnya: Jika video saya dapat 100.000 views dan semuanya adalah pemilik bisnis di atas $1 juta, saya menghancurkannya. Tidak masuk akal saya membandingkan 100.000 views saya dengan 100 juta views Mr. Beast. Kami memainkan permainan yang berbeda.
- Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Saya telah melihat dua bisnis tahun ini yang menghasilkan lebih dari $1 juta setahun dengan kurang dari 5.000 followers. Anda tidak butuh views yang besar. Anda butuh audiens yang tepat yang telah Anda pengaruhi melalui SPCL.
👉 Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Cari tahu ukuran pasar Anda yang sebenarnya. Tetapkan ekspektasi views Anda berdasarkan itu. Fokus pada kualitas pengikut, bukan kuantitas.
Bagian 3: Rencana Aksi & Checklist Anda
Anda sudah dapat ilmunya. Sekarang kerjakan. Ini adalah checklist Anda untuk mulai membangun influence yang nyata.
- Audit SPCL Anda (1 Jam):
- Ambil selembar kertas. Tulis S, P, C, L.
- S (Status): Tulis 3 hal yang Anda kendalikan yang diinginkan audiens Anda (misal: "Saya tahu cara dapat 100 klien pertama," "Saya punya template...").
- P (Power): Tulis 3 arahan "Say-Do" kecil yang bisa Anda berikan di konten berikutnya yang pasti berhasil (misal: "Ubah 1 baris di copy iklan Anda," "Coba prompt ini").
- C (Credibility): Tulis 1 bukti pihak ketiga terkuat Anda (misal: "Screenshot testimoni klien X," "Sebutkan sertifikasi Y").
- L (Likeness): Tulis 2 hal unik/aneh tentang diri Anda yang akan Anda tonjolkan, bukan sembunyikan (misal: "Saya benci meeting," "Saya hanya kerja 4 jam sehari").
- Definisikan Ulang Avatar & Metrik Anda (30 Menit):
- Siapa satu orang yang Anda ajak bicara? Tuliskan dengan spesifik. (Bukan "pemilik bisnis", tapi "pemilik agensi yang stuck di $10rb/bulan").
- Tentukan Metrik IRL Anda. Apa yang lebih penting dari views? (misal: "Jumlah DM berkualitas," "Jumlah orang yang mendaftar webinar," "SMS dari kolega").
- Rancang Tumpukan Konten (Content Stack) Anda (30 Menit):
- Tentukan 1 format Long-Form / Live Anda (Podcast mingguan? Live Q&A?). Ini adalah pilar utama Anda.
- Tentukan bagaimana Anda akan memecah konten pilar itu menjadi Shorts (kail).
- Eksekusi & Lipat Gandakan Volume:
- Komitmen untuk memproduksi konten 10x lipat dari yang Anda lakukan sekarang. Ya, 10x lipat.
- Masukkan elemen SPCL di setiap video. (Misal: Buka dengan S & C, berikan nilai & 1 arahan P, tutup dengan L).
Berhenti mengejar views. Mulailah membangun influence. Pekerjaannya berat, tapi hasilnya linear. Selamat bekerja.
Glosarium: Dari Awam Menjadi Ahli (Konsep SPCL)
Berikut adalah istilah-istilah kunci yang digunakan dalam materi tersebut, dijelaskan dengan analogi agar mudah dipahami.
1. Mengoperasionalkan (Operationalize)
- Definisi: Mengubah ide yang abstrak dan kabur (seperti "sukses" atau "pengaruh") menjadi serangkaian tindakan fisik yang dapat dilihat, diukur, dan diulangi. Ini adalah tentang mengubah "merasa" menjadi "melakukan".
- Contoh Abstrak: "Saya ingin jadi peternak yang sukses." (Ini tidak jelas. Apa artinya "sukses"?)
- Contoh Operasional: "Kesuksesan bagi saya adalah: 1) Mencapai FCR (Feed Conversion Ratio) di angka 1.5. 2) Menjual 2.000 ekor ayam per bulan. 3) Memiliki angka kematian di bawah 3%." Ini semua bisa dilihat dan diukur.
2. Reinforcers (Penguat)
- Definisi: Segala hal yang diinginkan oleh audiens Anda. Ini adalah "hadiah" yang membuat mereka mau mendengarkan Anda. Bisa berupa uang, pengetahuan, koneksi, hiburan, atau bahkan rasa divalidasi.
- Analogi (Melatih Anjing): Anda ingin anjing Anda "duduk". Saat dia duduk, Anda memberinya camilan (ini adalah reinforcer). Karena dia mendapat "hadiah" yang diinginkannya, dia akan lebih mungkin untuk duduk lagi saat Anda minta. Di media sosial, insight bisnis yang Anda berikan adalah "camilan" untuk audiens Anda.
3. Say-Do Correspondence (Kecocokan Ucapan-Tindakan)
- Definisi: Ini adalah inti dari pilar Power (Kekuatan). Sederhananya: 1) Anda mengatakan sesuatu. 2) Audiens Anda melakukannya. 3) Hal baik (hasil) terjadi pada mereka.
- Studi Kasus (Personal Trainer):
- Trainer (Anda): "Lakukan push-up 10 kali setiap pagi. Dalam 30 hari, Anda akan bisa melakukan 20 kali." (Ini adalah Say).
- Klien: Benar-benar melakukannya selama 30 hari. (Ini adalah Do).
- Hasil: Setelah 30 hari, klien kaget karena dia sekarang bisa melakukan 20 push-up. (Ini adalah Correspondence / Kecocokan).
- Sekarang, apa pun yang dikatakan trainer itu, klien akan 100% percaya dan mengikutinya. Itulah Power.
4. Reinforcement Cycles (Siklus Penguatan)
- Definisi: Seberapa sering proses "Say-Do Correspondence" itu terjadi. Semakin banyak siklusnya, semakin dalam influence Anda.
- Analogi (Video Game vs. Film):
- Menonton film (atau video viral 30 detik) itu pasif. Anda dapat hiburan satu kali.
- Bermain video game (atau mengikuti podcast mingguan) itu aktif. Anda terus-menerus diberi tugas kecil (instruksi), Anda menyelesaikannya (tindakan), dan Anda mendapat hadiah/poin XP (penguatan).
- Itulah mengapa podcaster atau streamer yang Anda ikuti selama 2 jam seminggu memiliki influence yang jauh lebih besar atas Anda. Mereka telah membangun ribuan siklus penguatan kecil dengan Anda.
5. NPC (Non-Playable Character)
- Definisi: Istilah dari dunia game. Ini adalah karakter di latar belakang yang tidak bisa Anda mainkan. Mereka hanya berdiri di sudut, memakai baju yang sama, dan jika diajak bicara, mereka hanya mengulang 2-3 kalimat yang sama.
- Analogi Bisnis: Di media sosial, "NPC" adalah kreator yang hanya meniru tren. Mereka memakai "seragam" yang sama (misal, jas dengan sneakers), menggunakan jargon yang sama ("Grindset!", "Hustle!"), dan tidak memiliki pemikiran orisinal. Mereka bisa diprediksi dan membosankan. Likeness (Kecocokan) yang sejati adalah menjadi Anda, bukan menjadi NPC.
6. Binaries vs. Continuums (Biner vs. Kontinum)
- Definisi: Ini adalah cara berpikir.
- Biner: Berpikir hitam-putih. Ya atau Tidak. Punya atau Tidak Punya. (Contoh: "Apakah saya punya status?")
- Kontinum: Berpikir dalam bentuk spektrum atau tingkatan. (Contoh: "Seberapa tinggi status saya? Bartender punya status level 10 di barnya. Bill Gates punya status level 9.000.")
- Analogi (Saklar vs. Peredup): Berpikir biner itu seperti saklar lampu (Nyala/Mati). Berpikir kontinum itu seperti dimmer (peredup lampu), yang bisa diatur dari 0% (gelap) hingga 100% (terang) dan semua level di antaranya. Influence adalah dimmer, bukan saklar.
7. Interest Media (Media Berbasis Minat)
- Definisi: Pandangan bahwa platform modern (YouTube, TikTok, Instagram) tidak lagi murni "Sosial" (menghubungkan Anda dengan teman). Mereka telah berevolusi menjadi "Media Minat" (menghubungkan Anda dengan ide dan konten yang Anda minati, tidak peduli siapa yang membuatnya).
- Contoh: Anda bisa menghabiskan 3 jam di YouTube menonton video tentang pertukangan kayu dari orang yang tidak Anda kenal di seluruh dunia. Anda tidak peduli siapa mereka (faktor Sosial), Anda hanya peduli pada keahlian mereka (faktor Minat).
8. The Content is The Targeting (Konten Adalah Penargetannya)
- Definisi: Ini adalah strategi yang lahir dari "Interest Media". Anda tidak perlu lagi membayar iklan untuk "menargetkan pria, usia 30-40, tinggal di Jakarta, tertarik pada bisnis".
- Analogi (Peluit Anjing): Iklan lama itu seperti megafon—Anda berteriak ke semua orang dan berharap orang yang tepat mendengar. Konten modern itu seperti peluit anjing. Anda cukup membuat video dengan judul "Cara Menghitung EBITDA untuk Bisnis Agensi Digital".
- Orang yang tidak relevan (ibu rumah tangga, pelajar) tidak akan bisa "mendengar" peluit itu. Mereka akan scroll melewatinya.
- Tapi pemilik agensi digital (target Anda) akan langsung berhenti dan menonton. Anda tidak perlu mencari mereka; konten Anda yang memanggil mereka.
9. IRL (In Real Life) Responses
- Definisi: Metrik kesuksesan yang didasarkan pada respons di "Dunia Nyata", bukan sekadar vanity metrics (angka views atau likes).
- Studi Kasus:
- Metrik Buruk: "Video saya dapat 1 juta views." (Siapa yang peduli? Apakah mereka membeli?)
- Metrik IRL: "Saya dapat 3 DM dari pemilik bisnis yang bilang video saya mengubah cara mereka berbisnis, dan mereka ingin menjadwalkan telepon dengan saya." Tiga DM ini jauh lebih berharga daripada 1 juta views pasif.
Materi untuk Mengajar: "Framework SPCL untuk Membangun Influence"
Gunakan naskah ini sebagai panduan untuk mengajar orang lain. Dengan mengajar, Anda akan menginternalisasi konsep-konsep ini.
(Mulai Sesi Anda di Sini)
Pembukaan: Masalah Sebenarnya dari Konten
Halo semua. Hari ini kita akan membahas sesuatu yang krusial.
Banyak dari kita (atau klien kita) sibuk membuat konten. Kita stres memikirkan views, likes, dan followers. Tapi ada masalah besar: kebanyakan orang mengejar popularitas, padahal yang sebenarnya mereka butuhkan untuk bisnis adalah pengaruh (influence).
Video ditampar monyet di kebun binatang bisa dapat 50 juta views. Itu popularitas. Tapi apakah 50 juta orang itu akan membeli asuransi dari Anda? Tentu tidak.
Influence saya definisikan sebagai: "Tingginya kemungkinan seseorang mematuhi permintaan Anda." Baik permintaan itu "klik link di bio," "beli produk saya," atau "ubah cara berpikir Anda."
Hari ini, saya akan bagikan sebuah framework yang disebut SPCL. Ini adalah 4 pilar yang membangun influence yang nyata.
Bagian 1: 4 Pilar Influence (SPCL)
Bayangkan influence sebagai sebuah meja dengan 4 kaki. Jika hanya punya 1 kaki, meja itu akan goyang. Jika punya keempatnya, meja itu kokoh.
Kaki 1: S = Status
- Apa itu? Menunjukkan bahwa Anda mengendalikan sesuatu yang diinginkan audiens. Ini adalah "bukti" Anda.
- Mengapa penting? Ini menjawab pertanyaan "Kenapa saya harus mendengarkan Anda?"
- Contoh: Saat seorang kreator bilang, "Saya baru saja menghasilkan $100 juta dari buku," dia menunjukkan status (dia mengendalikan hasil yang diinginkan orang). Saat seorang koki menunjukkan restorannya penuh, dia menunjukkan status.
- Tugas kita: Tunjukkan bukti hasil Anda di awal.
Kaki 2: P = Power (Kekuatan)
- Apa itu? Ini adalah pilar terpenting. Ini dibangun dari "Say-Do Correspondence".
- Prosesnya:
- Anda Mengatakan sesuatu (memberi tips/instruksi).
- Audiens Melakukannya.
- Mereka Mendapat Hasil Baik.
- Mengapa penting? Setiap kali ini terjadi, Anda sedang "memprogram" audiens untuk percaya pada Anda. Satu siklus kecil saja, seperti "Coba ubah judul email Anda jadi ini," dan mereka melakukannya lalu dapat balasan... Boom! Anda baru saja membangun Power.
- Tugas kita: Berikan kemenangan-kemenangan kecil yang actionable di setiap konten.
Kaki 3: C = Credibility (Kredibilitas)
- Apa itu? Bukti pihak ketiga yang sulit dipalsukan.
- Status vs. Kredibilitas: Status adalah hasil yang Anda raih ("Saya punya $100 juta"). Kredibilitas adalah validasi dari luar ("Ini piala Guinness World Record yang membuktikan saya menjual $100 juta").
- Contoh: Testimoni klien, liputan media, ijazah, penghargaan.
- Tugas kita: Tampilkan validasi dari pihak ketiga agar audiens tidak perlu menebak-nebak apakah Anda asli atau palsu.
Kaki 4: L = Likeness (Kecocokan)
- Apa itu? Audiens merasa "nyambung" dengan Anda. Ini bisa karena nilai-nilai yang sama, cara bicara, atau bahkan penampilan.
- Mengapa penting? Ini adalah tentang menjadi autentik. Kebanyakan kreator adalah "NPC"—mereka meniru orang lain. Mereka memakai seragam yang sama, bicara dengan jargon yang sama.
- Tugas kita: Jangan jadi NPC. Tunjukkan keunikan Anda. Jika Anda benci meeting, katakan. Jika Anda seorang introvert yang sukses, tunjukkan. Orang yang "klik" akan tertarik, dan yang tidak, akan pergi. Itu bagus.
Bagian 2: Bagaimana Menerapkan SPCL dalam Konten?
Kita tidak lagi di era "Social Media". Kita ada di era "Interest Media" (Media Berbasis Minat).
Artinya: Algoritma YouTube atau TikTok tidak peduli siapa teman Anda. Ia peduli Anda tertarik pada apa.
Ini mengarah pada aturan emas: "Konten Adalah Penargetannya."
- Cara Lama: Bayar iklan untuk menargetkan "Pria, 25-35 tahun, suka bisnis."
- Cara Baru (SPCL): Buat video 10 menit berjudul "3 Kesalahan Payroll yang Dilakukan 90% Pemilik Bisnis Baru."
Siapa yang akan mengklik video itu? Hanya pemilik bisnis baru (target Anda). Anda tidak perlu mencari mereka. Konten Anda yang memanggil mereka seperti peluit anjing.
Bagian 3: Berhenti Mengejar "Views", Kejar "Waktu"
Ingat Power? Power butuh Siklus Penguatan.
- Video shorts 30 detik hanya memberi Anda 1 siklus.
- Video long-form (podcast/YouTube) 1 jam memberi Anda puluhan siklus. Audiens bisa mendapat banyak "kemenangan kecil" saat mendengarkan Anda.
- Live Stream 2 jam adalah yang paling kuat, karena interaktif dan mentah.
Ini menjelaskan mengapa podcaster atau streamer punya influence yang gila. Mereka menghabiskan waktu paling banyak dengan audiens mereka, membangun ratusan siklus "Say-Do".
Kesimpulan: Berhenti terobsesi dengan views. Mulailah terobsesi dengan: "Berapa banyak waktu yang dihabiskan audiens ideal saya dengan saya?" dan "Berapa banyak kemenangan kecil (Power) yang bisa saya berikan dalam waktu itu?"
Aktivitas Workshop (Untuk Audiens Anda)
Sekarang, mari kita operasionalkan ini. Saya ingin setiap dari Anda mengambil kertas dan menulis:
- S (Status): Tulis 1 "bukti" atau hasil yang bisa Anda tunjukkan di konten berikutnya. (Contoh: "Saya baru saja membantu klien X...").
- P (Power): Tulis 1 tips actionable (kemenangan kecil) yang bisa Anda berikan sekarang. (Contoh: "Ubah 1 baris ini di bio Instagram Anda...").
- C (Credibility): Tulis 1 testimoni atau bukti pihak ketiga yang bisa Anda tampilkan.
- L (Likeness): Tulis 1 hal unik/opini jujur tentang Anda yang biasanya Anda sembunyikan, tapi sekarang akan Anda tunjukkan.
Kerjakan ini, dan Anda sudah selangkah lebih maju dalam membangun influence yang nyata.
(Selesai)