Skip to Content

1 Tahun Menjadi Data Analyst: Pelajaran Berharga dari Perjalanan Saya

Setelah satu tahun menjadi data analyst, saya merefleksikan pelajaran terbesar yang saya peroleh. Tahun lalu menandai perubahan besar bagi saya, karena saya memulai peran teknologi pertama saya dan juga memulai terapi untuk mengatasi stres di tempat kerja. Meskipun sulit untuk mengelola ekspektasi semua orang dan menjaga keseimbangan hidup-kerja yang sehat, semuanya menjadi lebih mudah seiring waktu. Berikut adalah pelajaran utama saya.

1. Jangan Takut Bertanya

Saya dulu ragu untuk mengajukan pertanyaan, karena takut dianggap "bukan pembelajar cepat."

Namun dalam peran teknologi yang spesifik, Anda akan bertemu dengan stakeholder dengan tingkat keahlian teknologi yang berbeda-beda.

Ketika stakeholder datang kepada Anda dengan masalah, Anda ingin memberikan solusi yang mengatasi akar masalahnya. Mereka mungkin tidak tahu terminologi yang tepat, sehingga mungkin diperlukan diskusi mendalam untuk mengungkap masalahnya.

Contoh Konkret:

Suatu ketika, manajer marketing meminta saya untuk "memperbaiki dashboard yang rusak". Tanpa bertanya lebih lanjut, saya menghabiskan dua hari memeriksa konfigurasi teknisnya. Ternyata, yang dia maksud "rusak" adalah bahwa angka penjualan tidak sesuai harapan - bukan masalah teknis sama sekali! Sebuah percakapan 5 menit di awal bisa menghemat waktu berharga.

Actionable Insight:

Buat templat "5 pertanyaan klarifikasi" yang selalu Anda ajukan sebelum memulai tugas baru:

  1. "Apa masalah yang Anda coba selesaikan?"
  2. "Apa yang ingin Anda lakukan, dalam bahasa sederhana?"
  3. "Apa yang salah dengan pengaturan saat ini?"
  4. "Bagaimana hal ini dilakukan di masa lalu?"
  5. "Apakah Anda memiliki tangkapan layar atau contoh?"

Berikut adalah pertanyaan favorit saya untuk stakeholder:

  • "Apa masalah yang Anda coba selesaikan?"
  • "Apa yang ingin Anda lakukan, dalam bahasa sederhana?"
  • "Apa yang salah dengan pengaturan saat ini?"
  • "Bagaimana hal ini dilakukan di masa lalu?"
  • "Apakah Anda memiliki tangkapan layar atau contoh?"
  • "Apakah Anda memiliki kerangka waktu untuk kapan ini perlu diselesaikan?"
  • "Apakah ini permintaan berulang? Maksudnya, apakah Anda akan meminta informasi ini setiap minggu/bulan/tahun pada waktu ini? Atau ini hanya sekali saja?"

2. Jika Anda Bingung, Katakan "Saya Bingung"

Jika Anda bingung, Anda tidak bisa menyelesaikan masalahnya. Jadi, jangan takut mengakui bahwa Anda bingung. Buat stakeholder memperjelas apa yang mereka maksud. Terkadang, mereka menyadari bahwa mereka juga bingung!

Contoh Nyata:

Dalam meeting pertama saya dengan tim produk, mereka menggunakan banyak istilah internal dan singkatan yang tidak pernah saya dengar sebelumnya. Alih-alih mengangguk dan berpura-pura mengerti, saya mengatakan dengan jujur: "Maaf, saya masih baru dan belum familiar dengan singkatan tersebut. Bisakah Anda menjelaskan apa itu 'MAU-to-WAU' dan 'North Star Metric'?" Hasilnya, bukan hanya saya mendapat penjelasan yang saya butuhkan, tapi tim juga menghargai kejujuran saya dan membuat dokumen singkatan untuk anggota tim baru.

Actionable Insight:

Buat "Buku Istilah" pribadi dimana Anda mencatat terminologi dan singkatan baru yang Anda temui, beserta definisinya. Update secara rutin dan bagikan dengan anggota tim baru sebagai alat onboarding.

Berikut cara sopan untuk mengatasi kebingungan:

  • "Maaf, saya tidak yakin saya mengerti. Apakah maksud Anda ingin saya membuat perubahan XYZ pada sistem?"
  • "Saya harus mengakui, saya agak bingung di sini. Bisakah kita mengkaji ulang masalah yang coba kita selesaikan?"
  • "Saya tidak yakin saya memahami solusi yang diusulkan. Bisakah kita menemukan waktu untuk mengobrol secara langsung untuk memastikan kita berada di halaman yang sama?"

3. Kebanyakan Orang Buruk dalam Mendeskripsikan Masalah Teknologi

Ini adalah skenario umum: seseorang datang kepada saya dengan masalah teknologi, dan kedengarannya seperti kata-kata yang tidak masuk akal. Terkadang, itu karena saya masih belajar pekerjaan dan saya tidak memahami jargon organisasi. Tapi, terkadang itu karena mereka tidak tahu bagaimana teknologi bekerja.

Seringkali, stakeholder tidak memahami konfigurasi sistem yang mendasarinya, terminologi yang benar, atau praktik terbaik untuk visualisasi data.

Bahkan profesional teknologi pun bisa mengejutkan buruknya dalam menjelaskan teknologi.

Contoh Konkret:

Saat mengerjakan analisis data pelanggan untuk e-commerce lokal, seorang eksekutif meminta saya "menghitung lifetime value segmen premium". Setelah tiga hari bekerja, saya menyajikan analisis mendetail tentang pelanggan yang membeli produk premium. Ternyata, yang dia maksud adalah segmentasi berdasarkan tier membership pelanggan - dua hal yang sangat berbeda! Sekarang saya selalu meminta definisi eksplisit untuk setiap istilah bisnis yang saya tidak 100% yakin.

Actionable Insight:

Kembangkan kebiasaan "echo back" - setelah seseorang menjelaskan permintaan mereka, ulangi kembali dengan kata-kata Anda sendiri untuk konfirmasi. Misalnya: "Jadi, yang Anda minta adalah analisis segmentasi pelanggan berdasarkan tier membership, bukan berdasarkan kategori produk yang mereka beli. Benar?" Teknik sederhana ini telah menghemat waktu saya berulang kali.

Ketika saya baru, saya menyalahkan diri sendiri: "Saya tidak percaya saya tidak mengerti yang mereka katakan. Mengapa saya tidak belajar lebih cepat?"

Cobalah bersabar dengan diri sendiri. Kebingungan Anda mungkin karena mereka tidak menjelaskan masalahnya dengan benar. Sebagai profesional teknologi, Anda perlu menerjemahkan konsep-konsep kompleks ini ke dalam bahasa yang mereka pahami. Ini membutuhkan latihan.

4. Gunakan Latihan Pernapasan untuk Mengelola Stres di Tempat Kerja

Saya berharap saya memulai latihan pernapasan lebih awal! Breathwork telah menjadi teknik paling efektif untuk mengurangi stres kerja saya.

Pernapasan dangkal, pernapasan dada atas adalah bagian dari respons stres. Anda dapat mengurangi tingkat stres dengan sadar bernapas menggunakan diafragma, atau "pernapasan perut".

Contoh Konkret:

Sebelum presentasi data penting pertama saya kepada direksi perusahaan, jantung saya berdebar kencang dan pikiran saya kacau. Saya mengambil 5 menit di toilet kantor untuk melakukan pernapasan perut: menghirup selama 4 detik, menahan 7 detik, dan menghembuskan selama 8 detik. Setelah hanya 6 kali pengulangan, detak jantung saya melambat dan pikiran saya jauh lebih jernih. Presentasi berjalan jauh lebih baik dari yang saya bayangkan.

Actionable Insight:

Instal aplikasi pernapasan di smartphone Anda (seperti Breathwrk atau Calm) dan atur pengingat untuk melakukan latihan pernapasan singkat setiap 2 jam selama hari kerja. Coba juga teknik "4-7-8" yang direkomendasikan oleh Dr. Andrew Weil: hirup melalui hidung selama 4 detik, tahan napas selama 7 detik, dan hembuskan melalui mulut selama 8 detik.

Untuk melakukan ini, duduklah atau berdirilah dengan nyaman dan letakkan satu tangan di perut Anda. Konsentrasi pada napas Anda dan cobalah untuk bernapas masuk dan keluar melalui hidung Anda daripada dada Anda. Ketika Anda menghirup melalui hidung, perut Anda harus bergerak keluar, menyebabkan tangan Anda naik.

Anda dapat mengintegrasikan ini ke dalam rutinitas harian Anda dengan berlatih pernapasan perut sepanjang hari: mengambil tiga napas perut yang lambat dan terkontrol ketika Anda stres atau melakukannya sekali setiap jam. Semakin banyak Anda memperhatikan napas Anda, semakin alami rasanya.

5. Bicaralah dengan Teman, Terapis, atau Profesional, SEBELUM Stres Menjadi Tidak Terkendali

Anda tidak ingin merendam stres terlalu lama, atau akan semakin sulit mengatasinya. Anda harus berbicara dengan teman, orang tercinta, atau profesional tentang perasaan Anda. Anda mungkin hanya perlu meluapkan perasaan dari waktu ke waktu dan merasa didengarkan. Atau, jika kecemasan adalah masalah jangka panjang bagi Anda, Anda mungkin ingin mengonsultasikannya dengan profesional.

Contoh Nyata:

Setelah tiga bulan mengalami kecemasan tentang performa saya di pekerjaan baru, saya akhirnya berbicara dengan mentor senior di industri (bukan di perusahaan saya). Dengan mendengarkan pengalaman serupa yang dia alami saat memulai, saya menyadari bahwa perasaan "tidak cukup baik" adalah normal dalam peran data analytics pertama. Perspektif ini mengurangi kecemasan saya secara signifikan, dan saya menyesal tidak mencari bantuan lebih awal.

Actionable Insight:

Jadwalkan "check-in mental health" dengan diri sendiri setiap bulan. Tanyakan: Bagaimana level stres saya pada skala 1-10? Apakah ada pola? Hal-hal apa yang memicu stres? Jika angkanya konsisten di atas 7, itu adalah tanda Anda perlu mencari dukungan lebih aktif, baik dari kolega, teman, atau profesional.

Berbicara dengan profesional sekali TIDAK mewajibkan Anda untuk terus melanjutkan. Jika Anda memiliki kecemasan seputar terapi, mungkin membantu untuk masuk dengan sikap seperti: "Saya mencoba terapi untuk mengelola emosi saya tentang pekerjaan. Jika saya tidak menemukan manfaatnya, saya tidak perlu melanjutkan."

6. Miliki Sesuatu di Ruang Kerja Anda yang Mengingatkan Anda tentang Kehidupan DI LUAR Pekerjaan!

Saya suka memiliki sesuatu di ruang kerja saya yang mengingatkan saya tentang hal-hal yang saya sukai di luar pekerjaan. Ini membuat saya tetap fokus dan bersemangat, sehingga saya ingat bahwa saya "bekerja untuk hidup," bukan "hidup untuk bekerja."

Contoh Konkret:

Di meja saya, saya memiliki figurin kecil Komodo yang saya beli saat liburan di Pulau Komodo. Setiap kali saya merasa kewalahan dengan permintaan data yang menumpuk, figurin ini mengingatkan saya pada pengalaman luar biasa di luar pekerjaan dan betapa pentingnya menjaga keseimbangan hidup-kerja. Ini membantu saya menempatkan stres kerja dalam perspektif yang lebih luas.

Actionable Insight:

Luangkan 15 menit minggu ini untuk menambahkan minimal tiga item personal ke ruang kerja Anda. Jika bekerja dari rumah, pisahkan dengan jelas "ruang kerja" dan "ruang pribadi" untuk membantu transisi mental antara mode kerja dan relaksasi.

Apa yang bisa disertakan? Apa saja!

  • Stiker motivasi di laptop Anda.
  • Gambar kucing Anda sebagai wallpaper desktop.
  • Foto pernikahan berbingkai di meja Anda.
  • Seni atau patung yang menarik.
  • Pemberat kertas kaca Murano.
  • Pengumpan kolibri di luar jendela kantor rumah Anda.
  • Pohon bonsai, buket bunga segar, atau sukulen kecil.
  • Jika Anda bekerja dari rumah: lilin atau diffuser.
  • Sepasang headphone noise-canceling sehingga Anda dapat mendengarkan lagu favorit di kantor.
  • Buku puisi kecil atau buku meditasi.

7. Catat Umpan Balik Positif dari Rekan Kerja dan Klien

Saya sangat merekomendasikan untuk mencatat umpan balik positif dari rekan kerja.

Contoh Konkret:

Setelah menyelesaikan proyek analisis sentimen untuk tim CX, saya menerima email pujian dari Head of Customer Experience. Alih-alih hanya tersenyum dan melanjutkan, saya menyimpannya di folder "Positive Feedback" khusus. Tiga bulan kemudian, saat mengalami sindrom impostor parah sebelum review kinerja, membaca kembali folder ini mengingatkan saya pada nilai yang saya bawa ke perusahaan dan membantu membangun kepercayaan diri saya.

Actionable Insight:

Buat sistem untuk mencatat pencapaian dan umpan balik positif setiap minggu, tidak peduli seberapa kecil. Pada akhir kuartal, review catatan ini untuk mengidentifikasi pola kekuatan Anda dan area pertumbuhan. Ini tidak hanya bagus untuk kesehatan mental, tetapi juga memberikan data konkret untuk diskusi kenaikan gaji atau promosi.

Ini bisa berupa Dokumen Google, folder email di Outlook, atau apapun yang cocok untuk Anda. Saya suka menyalin & menempelkan email positif ke dalam dokumen yang bisa saya baca kapanpun saya butuh semangat!

8. Temukan Metode Pembelajaran Teknologi yang Sesuai untuk Anda

Temukan jalur pembelajaran teknologi Anda sendiri. Tidak harus sama dengan orang lain, dan itu tidak masalah!

Misalnya, saya menyadari bahwa saya menemukan pembelajaran yang kreatif dan hands-on paling efektif, terutama menggunakan dataset dunia nyata di pekerjaan saya.

Contoh Konkret:

Saya menghabiskan tiga minggu frustrasi mencoba belajar Python melalui kursus video panjang, tetapi informasinya tidak bertahan. Kemudian saya mencoba pendekatan berbeda: saya mengambil dataset aktual dari pekerjaan saya (dengan detail sensitif dihapus) dan mencoba memecahkan satu masalah kecil setiap hari. Dalam dua minggu, saya telah menguasai lebih banyak keterampilan praktis daripada melalui semua kursus formal.

Actionable Insight:

Ambil tes gaya belajar (seperti VARK) untuk mengidentifikasi apakah Anda adalah pembelajar visual, auditori, membaca/menulis, atau kinestetik. Kemudian sesuaikan pendekatan belajar Anda. Contohnya, pembelajar visual mungkin lebih baik dengan diagram alur dan infografis, sementara pembelajar kinestetik akan mendapat manfaat lebih dari proyek praktis.

Ada banyak cara untuk meningkatkan pengetahuan teknologi Anda:

  • Tanyakan tim teknologi Anda masalah apa yang mereka hadapi, dan bantu mereka menemukan solusi.
  • Tanyakan ChatGPT pertanyaan spesifik Anda.
  • Buat proyek di Maven Analytics playground.
  • Ikut berkompetisi di Maven Data Challenge.
  • Cari pertanyaan di Stack Overflow.
  • Tonton tutorial YouTube yang spesifik dan singkat.

Pikiran Akhir

Jika Anda memulai pekerjaan data analytics pertama Anda, itu menyenangkan! Saya harap tips ini bermanfaat untuk Anda.

Ingat untuk:

  • Bersabar dengan diri sendiri dan orang lain.
  • Ambil napas dalam-dalam atau jalan-jalan singkat ketika Anda merasa kewalahan.
  • Pantau level stres Anda.

Data analytics adalah perjalanan yang menantang tapi sangat bermanfaat. Ambil satu langkah setiap hari, rayakan kemenangan kecil, dan Anda akan terkejut dengan perkembangan yang Anda capai dalam setahun!

Glosarium 

1. Dashboard

Tampilan visual dari informasi kunci, biasanya ditampilkan pada satu layar sehingga informasi dapat dimonitor secara sekilas.

2. Stakeholder

Individu atau grup yang memiliki kepentingan dalam hasil analisis data, biasanya mereka yang akan menggunakan insight untuk pengambilan keputusan.

3. Data Visualization

Representasi grafis dari informasi dan data menggunakan elemen visual seperti grafik, chart, dan maps untuk memudahkan pemahaman.

4. MAU (Monthly Active Users)

Metrik yang menghitung jumlah pengguna unik yang berinteraksi dengan produk atau layanan dalam periode satu bulan.

5. WAU (Weekly Active Users)

Metrik yang menghitung jumlah pengguna unik yang berinteraksi dengan produk atau layanan dalam periode satu minggu.

6. North Star Metric

Metrik utama yang menjadi fokus perusahaan karena paling mencerminkan nilai yang diberikan kepada pelanggan dan pertumbuhan bisnis.

7. Customer Lifetime Value (CLV/LTV)

Prediksi pendapatan total yang diharapkan dari satu pelanggan selama hubungan bisnisnya dengan perusahaan.

8. Impostor Syndrome

Fenomena psikologis dimana seseorang meragukan pencapaian mereka dan memiliki ketakutan persisten akan terungkap sebagai "penipu" meskipun bukti kompetensi mereka.

9. User Segmentation

Praktek membagi pengguna ke dalam kelompok berdasarkan perilaku, demografi, atau karakteristik lain untuk analisis yang lebih terarah.

10. ETL (Extract, Transform, Load)

Proses mengekstrak data dari sumber, mentransformasinya ke format yang sesuai, dan memuatnya ke database atau data warehouse.

5 Kesalahan yang Saya Lakukan di Pekerjaan Pertama Sebagai Data Analyst