Skip to Content

How I Would Learn Python FAST (If I Could Start Over)

Halo semuanya! Saya senang sekali Anda di sini.

Minggu lalu, seorang teman saya menelepon. Dia sedang dalam proses pindah karier dan bertanya, "Bar, apa cara tercepat belajar Python, dan bisa tolong buatkan roadmap-nya?"

Saya pun mulai menyusun draf... dan saya pikir, kenapa tidak saya bagikan juga dengan Anda?

Saya belajar Python sekitar 10 tahun lalu saat bekerja sebagai data engineer dan analis. Masalahnya? Butuh waktu hampir 2 tahun sampai saya merasa percaya diri. Tapi hari ini, situasinya benar-benar berbeda. Kita punya sumber daya luar biasa, tools AI, komunitas, dan para ahli yang berbagi ilmu. Anda bisa mencapai level intermediate hanya dalam beberapa bulan.

Ini bukan sekadar materi "cara belajar". Ini adalah strategi dan perubahan mindset. Mari kita selami.

1. Sudut Pandang Kunci: Mengapa AI Justru Mengharuskan Anda Belajar Python

Saya tahu pertanyaan pertama Anda: "Buat apa susah-payah belajar coding kalau ada AI yang bisa melakukannya lebih baik?"

Tentu, AI bisa menulis kode. Tapi AI juga membuat kesalahanโ€”terkadang kesalahan yang berbahaya, terutama di proyek besar. Tidak ada seorang pun yang akan mengambil kode dari AI dan langsung membawanya ke produksi. Itu terlalu berisiko.

Di sinilah letak sudut pandang yang jarang dilihat orang:

  • AI adalah Alat, Bukan Tukang: AI bisa memberi Anda palu, paku, dan kayu, tapi AI tidak tahu rumah seperti apa yang ingin Anda bangun. Kita masih butuh human experience untuk mengecek apakah jawabannya masuk akal, me-review kodenya, dan memastikan kode itu memenuhi requirements bisnis. Anda perlu paham apa yang kode itu lakukan agar bisa memelihara dan memperbaikinya.
  • Perbedaan Konsumen vs Pembangun: Ada jurang besar antara mengonsumsi AI dan membangun AI. Anda bisa pakai AI untuk menghasilkan kode Python, tapi Anda butuh Python untuk membangun AI. Python adalah bahasa utama di balik training model AI.

Python masih menjadi salah satu bahasa paling dicari di dunia, baik Anda seorang data engineer, analis, scientist, web/game developer... kita semua menggunakannya.

๐Ÿ‘‰ Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Ubah mindset Anda. Berhenti melihat AI sebagai pengganti. Mulailah melihat AI sebagai coding partner atau asisten pribadi Anda yang sangat cepat, yang tetap butuh arahan dari Anda sebagai ahlinya.

2. Aturan Emas 20/80: Keluar dari "Tutorial Hell"

Sebelum kita masuk ke roadmap, Anda harus memegang teguh aturan emas ini:

Habiskan 20% waktu Anda untuk MENGONSUMSI (menonton/membaca) dan 80% waktu Anda untuk MELAKUKAN (coding).

Artinya: Lebih sedikit menonton, lebih banyak praktik.

Ini adalah kesalahan terbesar yang saya lihat. Orang-orang terjebak dalam "Tutorial Hell". Mereka menonton video satu ke video lain, merasa produktif, padahal tidak ada yang masuk ke otak.

  • Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Belajar coding itu bukan soal menghafal sintaks. Belajar coding adalah soal melatih otak Anda untuk menyelesaikan masalah. Anda tidak belajar berenang dengan menonton video Michael Phelps; Anda belajar dengan melompat ke kolam dan mencoba mengapung.

Anda harus melakukannya sendiri.

๐Ÿ‘‰ Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Audit kalender Anda. Jika Anda menghabiskan 3 jam "belajar" Python hari ini, pastikan setidaknya 2,5 jam di antaranya dihabiskan di dalam code editor (seperti VS Code), bukan di YouTube atau platform kursus.

3. Peta Jalan 5 Fase untuk Menguasai Python

Ini adalah roadmap yang saya bagikan kepada teman saya, dibagi menjadi lima fase sederhana.

Fase 1: Persiapan dan Fondasi (Durasi: 3-4 Minggu)

Di sini kita membuat keputusan kecil tapi penting untuk menjaga fokus.

  1. Pilih SATU Kursus Saja: Jangan serakah. Jangan buka 10 tab kursus yang berbeda. Anda hanya perlu mengikuti satu instruktur dan satu gaya belajar agar tidak bingung.
    • Rekomendasi saya: Jika Anda serius ingin interaktif, DataCamp (sponsor video saya) sangat bagus karena Anda langsung coding di platform mereka. Mulailah dengan track "Python Data Fundamentals". Jika Anda mencari yang gratis, Anda bisa cek playlist Python saya di YouTube (sudah ada 30 video) yang dibuat untuk pemula total.
  2. Pilih SATU Alat (Tool): Anda bisa pakai Jupyter Notebook atau Visual Studio (VS) Code.
    • Rekomendasi saya: Langsung gunakan VS Code. Ini yang dipakai kebanyakan profesional di proyek nyata. Namun, jika Anda berencana jadi data analyst, tidak masalah menggunakan Notebooks.
  3. Buat Rencana Kasar: Gunakan template (seperti Notion) untuk melacak kemajuan Anda minggu per minggu. Ini membantu Anda tetap terorganisir dan merayakan kemenangan-kemenangan kecil.
  4. Pelajari Dasarnya: Fokus pada topik inti ini:
    • Print & Input
    • Variabel & Tipe Data (String, Integer, Float, Boolean)
    • Struktur Data (List, Tuple, Dictionary, Set)
    • Conditional Statements (if, elif, else)
    • Loops (for, while)
    • Functions (Cara membuat dan menggunakannya)
  • Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Begitu Anda menguasai topik-topik di atas, Anda sebenarnya sudah mempelajari 80% dari apa yang kita gunakan sehari-hari dalam Python. Serius. Sisanya hanya variasi dan library tambahan. Jangan habiskan waktu berbulan-bulan di sini. Jangan mencoba menghafal sintaksnya; pahami ide di baliknya.

๐Ÿ‘‰ Apa yang bisa kamu lakukan sekarang:

  1. Install VS Code.
  2. Pilih satu kursus (DataCamp atau lainnya).
  3. Buat jadwal: "Saya akan selesaikan semua topik dasar ini dalam 3 minggu."
  4. Mulai coding materi pertama hari ini.

Fase 2: Berlatih Tanding dengan AI (Durasi: 1-2 Minggu)

Ini adalah fase favorit saya dan yang membedakan cara belajar modern.

Setelah Anda menyelesaikan dasar-dasarnya... TUTUP KURSUS ANDA.

Sekarang, buka hanya dua hal di layar Anda:

  1. Code Editor Anda (VS Code)
  2. AI (ChatGPT, Gemini, atau lainnya)
  • Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Perlakukan AI sebagai rekan tanding (sparring partner) Anda, bukan sebagai mesin contekan. Gunakan prompt yang sudah saya siapkan ini (Anda bisa temukan di template Notion saya):

"Kamu adalah seorang pelatih Python. Saya baru saja selesai mempelajari dasar-dasar Python (variabel, loop, kondisi, fungsi, dan struktur data). Tugasmu adalah menantang saya. Beri saya satu latihan coding dalam satu waktu. Setiap latihan harus sedikit lebih sulit dari yang sebelumnya. Setelah saya mengirimkan solusi kode saya, review kode itu, berikan umpan balik, dan bantu saya memperbaikinya."

Prosesnya: Tantangan -> Praktik -> Solusi -> Umpan Balik. Ulangi ini setiap hari.

  • Apa yang terjadi jika buntu?
    1. Jangan langsung kembali ke kursus video.
    2. Coba cek W3Schools. Mereka menjelaskan dengan sangat sederhana. Saya masih menggunakannya sampai sekarang untuk referensi cepat.
    3. Jika Anda masih buntu setelah mencoba sendiri, barulah buka kembali kursus video Anda dan tonton penjelasan spesifik tentang topik itu.
  • Insight Penting: Saya ingin Anda merasa kesulitan di fase ini. Saya ingin Anda buntu dan frustrasi. Ini adalah satu-satunya cara agar ilmunya benar-benar menempel di otak. Struggling is the only way to learn.

๐Ÿ‘‰ Apa yang bisa kamu lakukan sekarang:

  1. Buka ChatGPT atau AI pilihanmu.
  2. Salin prompt "pelatih Python" di atas.
  3. Minta tantangan pertamamu.
  4. Habiskan setidaknya 1 jam hari ini untuk siklus tantangan-umpan balik.

Fase 3: Pilih Jalur Spesialisasi Anda (Durasi: 1 Bulan)

Python itu raksasa. Anda tidak bisa mempelajari semuanya.

  • Sudut Pandang yang Jarang Dilihat (Kesalahan Umum): Saya melihat banyak pemula mencoba mempelajari semuanya. Setelah belajar dasar, mereka belajar Pandas, lalu Flask (web), lalu Pygame (game), lalu TensorFlow (AI). Akhirnya? Mereka kewalahan dan menyerah.
  • Pikirkan seperti Dokter: Anda belajar ilmu kedokteran umum dulu (Fase 1), lalu Anda memilih spesialisasi (jantung, kulit, dll). Lakukan hal yang sama di Python.

Pilih SATU arah dan perdalam:

  • Web Developer: Pilih Flask atau FastAPI.
  • Data Analyst: Fokus pada Pandas, Numpy, dan data visualization (Matplotlib/Seaborn).
  • Data Engineer: Pelajari PySpark.
  • Machine Learning: Pelajari TensorFlow atau PyTorch.
  • Tips Saya: Jangan terburu-buru. Pilih satu library (misal: Pandas), pelajari dasar-dasarnya, lalu mulailah bereksperimen dengannya.

๐Ÿ‘‰ Apa yang bisa kamu lakukan sekarang:

  1. Tentukan tujuan karier Anda. "Saya ingin jadi apa?"
  2. Berdasarkan jawaban itu, pilih satu spesialisasi (misal: Data Analyst).
  3. Mulai pelajari library utamanya (misal: Pandas) minggu ini.

Fase 4: Bangun Proyek Portofolio (Durasi: 2 Bulan)

Ini adalah bagian yang paling menyenangkan dan paling penting.

  1. Buat akun GitHub. Ini adalah CV publik Anda sebagai developer.
  2. Cari proyek yang sesuai dengan niche Anda di GitHub.
  3. Mulai membangun!
    • Data Analyst? Ambil dataset dari Kaggle. Ajukan pertanyaan bisnis. Lakukan proyek Exploratory Data Analysis (EDA) penuh.
    • Data Engineer? Bangun data lakehouse kecil. Ekstrak data dari API, transformasi, dan siapkan datanya.
    • Web Developer? Buat sebuah API atau bangun website portofolio pribadi Anda.
  • Sudut Pandang yang Jarang Dilihat: Fase ini adalah momen ajaib di mana Anda beralih dari seorang pembelajar menjadi seorang pencipta. Anda akan merasa, "Wow, saya bukan cuma belajar, saya bisa membangun sesuatu."
  • Di sinilah Anda akhirnya akan memahami "MENGAPA" Anda mempelajari semua hal membosankan di Fase 1. Anda akan melihat gambaran besarnya dan bagaimana semuanya terhubung.
  • Tips Pro Saya: Setiap kali Anda menyelesaikan sebuah proyek, sekecil apa pun, unggah ke GitHub dan tuliskan kisah sukses Anda di LinkedIn. Ceritakan apa masalahnya, bagaimana Anda menyelesaikannya, dan apa hasilnya. Kemenangan-kemenangan kecil ini akan menghubungkan Anda dengan orang lain dan membuat Anda tetap termotivasi.

๐Ÿ‘‰ Apa yang bisa kamu lakukan sekarang:

  1. Buat akun GitHub.
  2. Cari satu dataset atau ide proyek sederhana yang bisa Anda mulai minggu ini.
  3. Tuliskan di LinkedIn: "Saya sedang memulai perjalanan belajar Python, dan untuk proyek pertama, saya akan menganalisis X. Ikuti perjalanan saya!"

Fase 5: Ulangi Siklusnya

Prosesnya menjadi sederhana:

Belajar sedikit (konsep baru) -> Praktik dengan AI -> Bangun (integrasikan ke proyek) -> Bagikan -> Ulangi.

Peringatan Keras dari Saya

Saya ingin Anda mengingat ini:

Jika Anda telah belajar Python selama 6 bulan dan Anda belum membangun satu hal pun yang nyata, maka Anda tidak sedang belajar. Anda hanya sedang mengonsumsi.

Belajar itu sulit dan tidak nyaman. Mengonsumsi (menonton video) itu mudah dan nyaman.

Anda tidak akan pernah percaya diri jika Anda tidak pernah membangun sesuatu dari nol dan memperbaikinya saat rusak. Selalu ingat aturan 20/80 itu.

Prosesnya sederhana: Belajar sedikit, praktik dengan AI, bangun proyek portofolio, bagikan, dan ulangi.

โœ… Checklist Tindak Lanjut Anda (Mulai Malam Ini)

Jangan hanya membaca ini. Lakukan.

  1. [ ] Mindset: Terima bahwa AI adalah "rekan", bukan "pengganti".
  2. [ ] Aturan 20/80: Berjanji pada diri sendiri untuk menghabiskan 80% waktu di code editor.
  3. [ ] Fase 1 (Minggu Ini):
    • [ ] Install VS Code.
    • [ ] Pilih satu kursus (DataCamp, YouTube saya, atau lainnya).
    • [ ] Selesaikan modul pertama (misal: Variabel dan Tipe Data).
  4. [ ] Fase 2 (Minggu Ini):
    • [ ] Buka ChatGPT/Gemini.
    • [ ] Gunakan prompt "Pelatih Python" yang saya berikan.
    • [ ] Selesaikan setidaknya 5 tantangan dari AI.
  5. [ ] Fase 3 (Minggu Depan):
    • [ ] Tentukan spesialisasi Anda (Data, Web, dll.).
    • [ ] Tuliskan library utama yang akan Anda pelajari (misal: Pandas).
  6. [ ] Fase 4 (Minggu Depan):
    • [ ] Buat akun GitHub Anda.
    • [ ] Cari 1 ide proyek portofolio sederhana.

Terima kasih banyak telah menyimak. Saya harap ini bermanfaat!


Bagian 1: Glosarium dari Awam Menjadi Ahli

Berikut adalah istilah-istilah kunci dari materi tadi, dijelaskan dengan analogi agar mudah dipahami oleh siapa pun.

1. Sintaks (Syntax)

  • Definisi Teknis: Aturan tata bahasa dari sebuah bahasa pemrograman yang harus diikuti agar komputer mengerti perintahnya.
  • Analogi (Resep Masakan): Anggap saja sintaks adalah cara penulisan di buku resep. Jika resep menulis "Tambahkan 1 sdt garam", Anda harus mengikutinya. Jika Anda salah menulis atau membaca (misal: "Tambahkan 1 kg garam" atau "garam 1 sdt tambahkan"), hasilnya akan kacau. Di Python, print("Halo") adalah sintaks yang benar. cetak("Halo") atau print "Halo" adalah sintaks yang salah.
  • Studi Kasus: Anda ingin menampilkan pesan "Login Gagal". Kode print("Login Gagal") akan berhasil. Tapi jika Anda lupa tanda kurung dan tanda kutip, misal print Login Gagal, program akan error karena melanggar sintaks.

2. Tutorial Hell (Neraka Tutorial)

  • Definisi Teknis: Sebuah siklus tanpa akhir di mana seorang pembelajar terus-menerus mengonsumsi materi (menonton video, membaca buku) tanpa pernah mempraktikkannya, sehingga tidak ada kemajuan nyata.
  • Analogi (Belajar Bersepeda): Ini seperti Anda menghabiskan 6 bulan menonton video "Cara Juara Dunia Bersepeda". Anda tahu semua teori tentang keseimbangan, jenis sepeda, dan cara mengayuh. Tapi begitu Anda duduk di atas sepeda untuk pertama kalinya, Anda pasti jatuh. Anda tidak benar-benar belajar sampai Anda mencoba, jatuh, dan bangun lagi.
  • Studi Kasus: Seseorang belajar Python selama setahun. Dia sudah menonton 10 kursus online berbeda. Saat ditanya "Bisa tolong buatkan program sederhana untuk membaca data dari file A dan menyimpannya ke file B?", dia bingung harus mulai dari mana. Dia tahu semua konsepnya, tapi otaknya belum terlatih menerapkannya.

3. Production (Kode Produksi)

  • Definisi Teknis: Lingkungan (atau status) di mana sebuah aplikasi atau kode sudah berjalan "live" dan digunakan oleh pengguna akhir (pelanggan nyata).
  • Analogi (Restoran Dibuka): Kode yang sedang Anda tulis di laptop Anda adalah "latihan di dapur". Anda boleh salah, boleh gosong, boleh mencoba resep baru. Production adalah saat restoran Anda sudah dibuka untuk umum. Makanan (kode) yang Anda sajikan harus sudah sempurna, teruji, dan tidak boleh mengecewakan pelanggan.
  • Studi Kasus: Saat AI memberi Anda sepotong kode, itu adalah "draf resep". Anda (sebagai Human Experience) harus mengujinya dulu di dapur (laptop Anda). Jika sudah yakin aman dan berfungsi, barulah kode itu didorong ke production (misal: di-update ke aplikasi Tokopedia) agar bisa dipakai jutaan pengguna.

4. Library / Pustaka (Misal: Pandas, Flask)

  • Definisi Teknis: Sekumpulan kode, fungsi, dan modul yang sudah jadi dan siap pakai, dibuat oleh orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas spesifik.
  • Analogi (Perkakas Tukang): Jika Anda ingin membangun rumah, Anda tidak perlu membuat palu, gergaji, atau paku sendiri dari bijih besi. Anda cukup pergi ke toko bangunan dan membeli perkakas yang sudah jadi. Library adalah "toko bangunan" itu.
  • Studi Kasus: Anda ingin menganalisis 1 juta baris data penjualan dari file Excel.
    • Cara Bodoh (Tanpa Library): Anda menulis 500 baris kode dari nol untuk membuka file, membaca baris per baris, memisahkan koma, dll.
    • Cara Cerdas (Pakai Library): Anda import Pandas (sebuah library analisis data). Anda cukup menulis 1 baris kode: df = pd.read_excel("penjualan.xlsx"). Pekerjaan 500 baris selesai dalam 1 baris.

5. API (Application Programming Interface)

  • Definisi Teknis: Jembatan perangkat lunak yang memungkinkan dua aplikasi berbeda untuk berkomunikasi dan bertukar data satu sama lain.
  • Analogi (Pelayan Restoran): Anda (Program 1) sedang duduk di meja. Dapur (Program 2 / Server) punya data yang Anda mau (makanan). Anda tidak perlu dan tidak boleh masuk ke dapur untuk ambil makanan sendiri. Anda memanggil Pelayan (API), memberikan pesanan (misal: "Saya minta data cuaca Jakarta hari ini"), dan Pelayan akan pergi ke dapur, mengambilkan data itu, dan membawanya kembali ke meja Anda.
  • Studi Kasus: Aplikasi travel di HP Anda ingin menampilkan jadwal kereta. Aplikasi Anda "memanggil" API milik PT. KAI. PT. KAI (lewat API-nya) akan menjawab, "Ini jadwalnya: Kereta A jam 10.00, Kereta B jam 11.00." Aplikasi Anda lalu menampilkannya.

6. GitHub

  • Definisi Teknis: Platform hosting berbasis web untuk kontrol versi (menggunakan Git) dan kolaborasi. Ini adalah tempat utama untuk menyimpan dan mengelola proyek kode.
  • Analogi (Portofolio Arsitek / Google Docs untuk Koding): Ini adalah gabungan dua hal. Pertama, ini adalah "album portofolio" Anda. Daripada bilang "Saya bisa Python", Anda tunjukkan link GitHub Anda yang berisi 5 proyek yang sudah Anda bangun. Kedua, ini seperti Google Docs. Anda bisa melihat riwayat perubahan (version control), siapa mengubah apa, dan bisa kembali ke versi sebelumnya jika terjadi kesalahan.
  • Studi Kasus: Anda sedang mengerjakan proyek website portofolio Anda (Fase 4). Setiap hari setelah selesai coding, Anda "unggah" kemajuan Anda ke GitHub. Ini adalah bukti bahwa Anda benar-benar membangun sesuatu.

Bagian 2: Naskah "Mengajar untuk Belajar"

Gunakan teks ini untuk menjelaskan roadmap belajar Python kepada teman, rekan, atau komunitas Anda. Saat Anda mengucapkannya, Anda akan memperkuat pemahaman Anda sendiri.

(Mulai Naskah)

"Halo semuanya! Hari ini saya mau berbagi sesuatu yang menurut saya sangat penting, yaitu: Gimana cara tercepat belajar Python di era AI?

Banyak yang tanya, 'Kan sudah ada AI, buat apa kita coding?'

Nah, ini salah kaprah terbesar. AI itu bukan pengganti kita. AI itu asisten kita. AI bisa salah, dan kita (manusia) yang bertugas mengecek, mengarahkan, dan memastikan kodenya benar. Kita bukan lagi 'buruh' coding, kita sekarang adalah 'mandor' atau 'arsitek'-nya. Dan untuk jadi arsitek yang baik, kita harus paham fondasinya, yaitu Python.

Masalahnya, banyak yang belajar dengan cara yang salah. Mereka terjebak di 'Tutorial Hell'.

Apa Itu 'Tutorial Hell'?

Tutorial Hell itu kayak kamu nonton video cara bersepeda selama 6 bulan. Kamu nonton terus, dari cara mengayuh sampai cara belok. Kamu merasa jago. Tapi begitu kamu disuruh naik sepeda, kamu langsung jatuh.

Kenapa? Karena kamu cuma mengonsumsi (20%), tapi nggak pernah praktik (80%).

Jadi, gimana cara belajar yang benar? Ini roadmap 5 fase yang saya pelajari.

Fase 1: Fondasi (Hanya 3-4 Minggu, Jangan Kelamaan!)

Di sini, fokusnya adalah pahami konsep dasarnya. Nggak perlu dihafal, yang penting paham idenya.

  • Belajar variabel (cara simpan data), loop (cara mengulang perintah), if-else (cara ambil keputusan), dan function (cara bikin perintah singkat).
  • Kuncinya: Pilih satu kursus saja. Jangan ganti-ganti. Dan pakai tool profesional seperti VS Code.

Fase 2: Latihan Tanding dengan AI (1-2 Minggu)

Ini bagian favorit saya. Setelah selesai kursus dasar, TUTUP KURSUSNYA.

Sekarang, buka AI (ChatGPT/Gemini) dan bilang:

'Kamu adalah pelatih Python saya. Beri saya satu tantangan coding (misal: 'buat program tebak angka'). Setelah saya kasih kodenya, review dan kasih tahu cara yang lebih baik.'

Prosesnya: AI kasih tantangan -> Kamu kerjakan -> Kamu kasih solusi -> AI kasih umpan balik. Ulangi terus. Di fase ini, kamu harus merasa sulit. Kalau nggak sulit, berarti kamu nggak belajar.

Fase 3: Pilih Spesialisasi (1 Bulan)

Python itu terlalu besar. Kamu nggak bisa jadi ahli di semuanya. Kamu harus pilih jalur, sama seperti dokter.

  • Suka data dan angka? Fokus belajar library Pandas untuk jadi Data Analyst.
  • Suka bikin website? Fokus belajar library Flask atau FastAPI.
  • Suka AI? Fokus ke TensorFlow atau PyTorch.

Pilih satu dan dalami itu.

Fase 4: Bangun Portofolio (2 Bulan)

Ini adalah fase pembuktian. Teori tidak ada artinya tanpa bukti.

  • Buka akun GitHub. Ini adalah "album portofolio" online kamu.
  • Mulai bangun proyek nyata. Nggak perlu rumit!
    • Analis Data: Ambil data penjualan di kotamu, analisis pakai Pandas, dan cari tahu produk apa yang paling laku di hari Minggu.
    • Web Developer: Buat website portofolio untuk dirimu sendiri pakai Flask.
  • Setiap selesai, unggah ke GitHub. Ini adalah bukti bahwa kamu bukan cuma belajar, tapi kamu adalah seorang pembangun.

Fase 5: Ulangi

Siklusnya sederhana: Belajar konsep baru -> Praktik dengan AI -> Terapkan di proyek portofolio -> Ulangi.

Penutup Penting

Ingat ini: Kalau kamu sudah 6 bulan belajar Python tapi belum ada satu pun proyek yang kamu buat di GitHub, kamu itu bukan belajar. Kamu cuma nonton.

Fokus di 80% praktik. Jangan takut salah. Coding itu bukan soal menghafal, tapi soal menyelesaikan masalah.

Oke, itu dia roadmap-nya. Pertanyaan pertama untuk kalian: Proyek sederhana apa yang akan kalian buat minggu ini?"

(Selesai Naskah)

Tableau Complete Project End-to-End | Like I Do in My Real Projects