Halo, selamat datang. Saya di sini bukan hanya sebagai instruktur, tapi sebagai rekan proyek Anda.
Seperti yang saya sebutkan, saya memimpin proyek Big Data dan Business Intelligence di Mercedes-Benz. Apa yang akan saya bagikan adalah proses nyata bagaimana sebuah proyek BI diimplementasikan di perusahaan besar, dari awal hingga akhir. Ini bukan sekadar kursus online biasa; ini adalah playbook profesional.
Kita akan membangun proyek dasbor sales performance dari nol. Dari secarik kertas berisi "keinginan user" hingga sebuah dasbor Tableau yang fungsional, interaktif, dan profesional.
Mari kita mulai.
š§ Sudut Pandang Saya: "Dasbor Adalah Produk, Bukan Sekadar Gambar"
Ini adalah wawasan pertama dan terpenting yang jarang disadari orang:
Kebanyakan orang memperlakukan dasbor sebagai kumpulan chart yang cantik. Mereka buru-buru membuka Tableau, menarik data, membuat 10 chart, lalu melemparnya ke dalam satu layar. Hasilnya? Kekacauan.
Di dunia korporat, dasbor adalah sebuah produk. Sama seperti mobil atau smartphone. Produk ini harus dirakit dengan presisi, punya fondasi yang kokoh, mudah digunakan, dan yang terpenting, mudah dipelihara (maintenance).
Jika Anda terburu-buru di fase perencanaan (Fase 1 dan 4), Anda akan membayar harganya puluhan kali lipat di fase maintenance. Anda akan stres setiap kali ada permintaan perubahan kecil.
Fase paling krusial bukanlah membuat chart (itu mudah). Fase krusial adalah merencanakan arsitektur dasbor (kontainer). Jangan pernah meremehkan fase ini.
š Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Ubah mindset Anda. Berhentilah berpikir "Saya mau bikin chart." Mulailah berpikir "Saya mau merancang sebuah produk analitik."
Fase 1: Arsitektur & Perencanaan (Blueprint)
Sebelum Anda menyentuh Tableau, 90% pekerjaan mental harus sudah selesai. Analogi terbaik adalah membangun rumah. Anda tidak akan langsung meletakkan batu bata. Anda memanggil arsitek untuk membuat blueprint.
1. Menganalisis Kebutuhan (User Stories)
Kita duduk bersama manajer dan stakeholder. Kita tidak bertanya, "Anda mau chart apa?" Kita bertanya, "Keputusan apa yang perlu Anda ambil setiap hari?" atau "Apa pertanyaan bisnis yang tidak bisa Anda jawab sekarang?"
Dalam proyek kita:
- User Story 1 (Manajer): "Saya perlu melihat metrik utama (Sales, Profit, Quantity) tahun ini dan membandingkannya dengan tahun lalu secara cepat."
- User Story 2 (Analis): "Saya perlu tahu tren bulanan dari metrik tersebut, terutama kapan performa tertinggi dan terendah."
- User Story 3 (Manajer): "Sub-kategori produk mana yang performanya bagus (sales) tapi merugi (profit)?"
- User Story 4 (Analis): "Bagaimana tren mingguan kita? Apakah kita konsisten di atas rata-rata?"
2. Mendesain Mockup (Blueprint)
Setelah kebutuhan jelas, kita ambil pulpen dan kertas (atau Figma/Balsamiq) dan mulai menggambar. INI BUKAN DI TABLEAU.
- KPIs (User Story 1): Kita putuskan pakai BAN (Big Ass Numbers).
- Tren Bulanan (User Story 2): Kita pakai Sparkline (Line chart mini) di bawah BAN.
- Perbandingan (User Story 3): Kita pakai Bar-in-Bar chart (Sales CY vs PY) dan Bar Chart standar (Profit).
- Tren Mingguan (User Story 4): Kita pakai Line Chart dengan Reference Line untuk rata-rata.
Di fase ini pula kita menentukan palet warna. Kuncinya: Minimalisme. Saya merekomendasikan maksimal 4 warna:
- Abu-abu Gelap: Untuk teks dan chart utama (misal: Tahun Ini).
- Abu-abu Terang: Untuk chart pembanding (misal: Tahun Lalu) dan background.
- Warna Aksen 1 (Biru/Turquoise): Untuk menyorot hal positif (Diatas rata-rata, Profit, Max).
- Warna Aksen 2 (Oranye): Untuk menyorot hal negatif (Dibawah rata-rata, Rugi, Min).
š Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Ambil proyek Anda berikutnya. Dilarang membuka Tableau. Ambil selembar kertas dan gambar layout dasbor Anda. Tentukan di mana setiap elemen akan diletakkan dan warna apa yang akan dipakai.
Fase 2: Fondasi Data (Data Preparation)
Rumah yang kokoh butuh fondasi yang kuat. Di Tableau, fondasi Anda adalah Data Source Page.
1. Membangun Data Model (Relasi)
Kita tidak menggabungkan semua data dalam satu tabel Excel raksasa. Itu tidak efisien. Kita menggunakan model relasi bintang (star schema).
- Fact Table (Tabel Fakta): Tabel inti yang berisi angka dan kejadian. Dalam kasus kita: Orders. Isinya Sales, Profit, Quantity, Order ID, Customer ID, Product ID.
- Dimension Tables (Tabel Dimensi): Tabel yang memberi konteks pada fakta. Dalam kasus kita: Customers, Products, Locations.
Kita hubungkan (relationships) semua tabel Dimensi ke tabel Fakta. (Orders.CustomerID = Customers.CustomerID, dst.)
2. Memahami Data Anda
Ini langkah yang sering dilewati pemula. Setelah data terhubung, pergi ke Worksheet 1. Jangan buat chart. Drag-and-drop setiap dimensi ke Rows.
- Lihat isinya. Apakah "Region" punya 4 nilai atau 40?
- Apakah "Country" hanya satu (USA)? Jika ya, kita tidak perlu filter ini.
- Cek tipe data. Pastikan Angka adalah Angka (Number) dan Geografi adalah Geografi (Geographical Role).
š Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Buka data source Anda. Identifikasi: Mana tabel Fakta Anda? Mana tabel Dimensi? Pergi ke worksheet baru dan "jelajahi" data Anda selama 10 menit.
Fase 3: Konstruksi (Membangun Worksheet)
Sekarang kita meletakkan "batu bata". Setiap chart di dalam dasbor adalah satu "Worksheet". Kita tidak membuat 10 chart dalam 1 worksheet.
1. Calculated Fields Dinamis (Kunci Proyek)
Kebutuhan utamanya adalah perbandingan "Current Year" vs "Previous Year" yang dinamis. User ingin bisa memilih tahun.
- Buat Parameter: Buat parameter bernama [Select a Year] (tipe: Integer, List, ambil nilainya dari YEAR([Order Date])).
- Buat Kalkulasi CY (Current Year):
IF YEAR([Order Date]) = [Select a Year] THEN [Sales] END - Buat Kalkulasi PY (Previous Year):
IF YEAR([Order Date]) = [Select a Year] - 1 THEN [Sales] END
Sekarang, Anda memiliki dua measures ajaib ([CY Sales], [PY Sales]) yang otomatis berubah setiap kali user mengganti nilai parameter.
2. Trik Profesional: BAN + Sparkline dalam 1 Sheet
Bagaimana kita menggabungkan Angka Besar (BAN) dengan line chart mini (Sparkline)?
- Buat Sparkline: Buat line chart [CY Sales] dan [PY Sales] vs MONTH([Order Date]). Gunakan Dual Axis.
- Buat Kalkulasi Min/Max: Gunakan window function untuk mencari nilai min/max dari [CY Sales].
IF SUM([CY Sales]) = WINDOW_MAX(SUM([CY Sales])) THEN SUM([CY Sales]) END - Tambahkan kalkulasi Min/Max ini ke Dual Axis kedua, ubah tipenya jadi Circle (lingkaran).
- Letakkan BAN di Judul (Title): Ini triknya. Edit Title worksheet. Masukkan field SUM([CY Sales]) dan % Difference ke dalam judul. Format tulisannya jadi besar.
3. Formatting Adalah Tentang Menghapus
Prinsip desain profesional adalah minimalisme. Tugas Anda adalah menghapus semua yang tidak perlu (Chart Junk).
- Klik kanan -> Format.
- Hapus Grid Lines.
- Hapus Zero Lines.
- Hapus Axis Headers (jika tidak mutlak perlu).
- Hapus Axis Titles.
Chart Anda harus "telanjang" dan bersih, hanya menyisakan data.
4. Tooltip Adalah "Sentuhan Cinta"
Tooltip (info yang muncul saat di-hover) adalah pembeda antara developer malas dan developer profesional. Tooltip default Tableau itu jelek.
- Klik Worksheet -> Tooltip.
- Tulis ulang seperti sebuah kalimat.
"Penjualan di bulan <MONTH(Order Date)> untuk <YEAR(Order Date)> adalah <SUM(Sales)>." - Format angkanya agar mudah dibaca.
š Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Buat satu worksheet KPI. Terapkan trik "BAN-in-Title". Buat sparkline-nya. Hapus semua grid lines dan axis. Kustomisasi tooltip-nya.
Fase 4: Perakitan Dasbor (Seni Kontainer)
Ini adalah fase yang saya sebut paling krusial. JANGAN PERNAH TERBURU-BURU DI FASE INI.
1. Rencanakan Struktur Kontainer Anda
Sebuah dasbor adalah tumpukan kotak (kontainer). Kita harus merencanakan strukturnya. Sesuai mockup kita:
- Container 1 (Vertikal Utama): Menampung semuanya dari atas ke bawah.
- Container 2 (Horizontal - Judul): Di dalam C1. Berisi: [Logo], [Teks Judul], [Tombol Navigasi].
- Container 3 (Horizontal - KPI): Di dalam C1. Berisi: [Sheet KPI 1], [Sheet KPI 2], [Sheet KPI 3].
- Container 4 (Horizontal - Charts): Di dalam C1. Berisi: [Sheet Chart 1], [Sheet Chart 2].
2. Trik Filter Profesional: Kontainer Mengambang (Floating)
User butuh banyak filter (Region, State, Category, dll), tapi kita tidak mau filter itu memakan tempat.
- Tarik satu Vertical Container baru ke dasbor.
- Ubah statusnya dari "Tiled" menjadi "Floating" (Mengambang).
- Isi kontainer ini dengan semua filter dan parameter Anda.
- Klik panah dropdown di kontainer floating ini, dan pilih "Add Show/Hide Button".
- Tableau akan memberi Anda satu tombol ikon yang bisa menyembunyikan/menampilkan seluruh kontainer filter itu. Ini sangat menghemat ruang.
3. Sudut Pandang Pro: Padding Adalah Segalanya
Apa yang membedakan dasbor amatir dan profesional? "Breathing Room" (Ruang Napas).
Saat Anda meletakkan worksheet di dasbor, layout-nya terlihat sempit dan menempel satu sama lain.
- Outer Padding: Jarak di LUAR objek. Gunakan ini untuk memberi jarak antar chart. Saya sarankan set 10-20 piksel.
- Inner Padding: Jarak di DALAM objek (antara batas border dan isi chart). Gunakan ini agar konten di dalam chart tidak "menempel" di tepi.
Dasbor yang baik memiliki padding yang konsisten.
š Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Buat dasbor baru. Jangan masukkan worksheet dulu. Bangun seluruh struktur layout Anda hanya menggunakan objek "Blank" dan Kontainer (Horizontal/Vertikal). Beri warna border berbeda untuk setiap kontainer agar Anda bisa melihat strukturnya.
Fase 5: Interaktivitas & Efisiensi
1. Membuat Dasbor "Hidup"
Dasbor modern bukanlah gambar statis.
- Filter Cerdas: Aktifkan "Use as Filter" di chart Sub-Kategori Anda. Sekarang, jika user mengklik satu bar, seluruh dasbor akan ter-filter untuk sub-kategori itu.
- Navigasi: Gunakan objek "Navigation Button" untuk berpindah antar dasbor (misal dari "Sales Dashboard" ke "Customer Dashboard").
- Ikon: Ganti tombol Show/Hide filter dan tombol Navigasi dengan ikon kustom (objek "Image") agar terlihat profesional.
2. Tes Efisiensi: Duplikasi Dasbor
Bagian terbaik dari struktur yang rapi? Efisiensi.
Kita perlu membuat "Customer Dashboard" yang punya layout mirip. Apakah kita buat dari nol? Tentu tidak.
- Klik kanan di tab "Sales Dashboard".
- Pilih "Duplicate".
- Anda sekarang punya dasbor kedua yang identik.
- Ganti isinya. Tarik worksheet "KPI Customer" dan letakkan di atas "KPI Sales". Hapus "KPI Sales".
- Ulangi untuk semua chart lainnya.
Dalam 5 menit, dasbor kedua Anda selesai dengan layout, padding, dan filter yang 100% konsisten. Inilah kekuatan dari perencanaan kontainer yang baik.
š Apa yang bisa kamu lakukan sekarang: Aktifkan "Use as Filter" pada salah satu chart Anda. Rasakan bedanya. Jika Anda sudah punya satu dasbor, coba duplikasi dan ganti isinya dengan worksheet lain.
š Checklist Aksi Anda (Mulai Sekarang)
Berikut adalah playbook langkah-demi-langkah untuk Anda praktikkan di proyek Tableau Anda berikutnya.
Fase 1: Perencanaan (Blueprint) - 40% Waktu
- [ ] Tuliskan 3-5 pertanyaan bisnis (User Stories) yang harus dijawab oleh dasbor.
- [ ] Ambil kertas/aplikasi wireframing. Gambar di mana setiap chart akan diletakkan. JANGAN BUKA TABLEAU.
- [ ] Tentukan 4 palet warna Anda (2 netral, 2 aksen).
- [ ] Tentukan di mana filter akan diletakkan (misal: di kontainer Show/Hide di kanan).
Fase 2: Fondasi (Data) - 10% Waktu
- [ ] Hubungkan data Anda di halaman Data Source.
- [ ] Buat relasi (bukan join fisik jika tidak perlu). Identifikasi mana tabel Fakta dan mana Dimensi.
- [ ] Buka worksheet baru dan "jelajahi" dimensi Anda untuk memahami isi data.
Fase 3: Konstruksi (Worksheet) - 30% Waktu
- [ ] Buat worksheet terpisah untuk setiap chart di mockup Anda.
- [ ] Buat Calculated Fields yang dibutuhkan (misal: [CY Sales], [PY Sales], % Difference).
- [ ] Wajib: Hapus semua "Chart Junk" (Gridlines, Axis, dll yang tidak perlu).
- [ ] Wajib: Kustomisasi tooltip untuk setiap worksheet agar mudah dibaca.
Fase 4 & 5: Perakitan & Interaktivitas - 20% Waktu
- [ ] Buat dasbor baru. Tentukan ukuran fixed size (misal: 1200 x 800).
- [ ] Bangun struktur kontainer Anda (Vertikal/Horizontal) terlebih dahulu, gunakan objek "Blank".
- [ ] Tarik worksheet Anda ke dalam kontainer yang sudah disiapkan.
- [ ] Atur Outer Padding (misal: 10) di setiap worksheet untuk memberi ruang napas.
- [ ] Atur Inner Padding (misal: 7) jika konten terlalu menempel di tepi.
- [ ] Tambahkan kontainer floating untuk filter dan aktifkan tombol "Show/Hide".
- [ ] Aktifkan "Use as Filter" pada chart yang relevan.
- [ ] Ganti tombol navigasi dan filter dengan ikon yang bersih.
- [ ] Tes efisiensi: Coba duplikasi dasbor Anda.
Ambil checklist ini dan terapkan. Saya jamin, hasil akhir pekerjaan Anda akan naik level dari "analis" menjadi "arsitek" data.
š Glosarium: Dari Awam Menjadi Arsitek Dasbor
1. KPI (Key Performance Indicator)
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Angka-angka terpenting yang menjadi rapor kesehatan bisnis Anda.
- Analogi (Penjelasan Ahli): Bayangkan Anda seorang dokter. Pasien datang, Anda tidak langsung melakukan MRI. Anda cek 4 hal dulu: suhu tubuh, tekanan darah, detak jantung, laju pernapasan. Itulah KPI kesehatan.
- Studi Kasus: Manajer sales punya 50 metrik, tapi KPI-nya mungkin hanya 3: Total Sales, Profit Margin, dan Jumlah Customer Baru. Di dasbor, 3 angka ini harus jadi hal pertama yang terlihat.
2. User Story
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Cara menulis permintaan user dalam bentuk cerita pendek, bukan perintah.
- Analogi (Penjelasan Ahli):
- Permintaan Awam (Perintah): "Saya mau tombol merah." (Anda tidak tahu kenapa).
- User Story (Konteks): "Sebagai pilot (siapa), saya ingin tombol peringatan bahaya berwarna merah (apa), agar saya bisa menemukannya dengan cepat saat darurat (mengapa)."
- Studi Kasus: Daripada user bilang, "Saya mau chart sales," user story-nya adalah, "Sebagai manajer, saya ingin membandingkan sales tahun ini vs. tahun lalu, agar saya tahu apakah tim saya mencapai target." Ini memberi kita konteks: dia butuh perbandingan, bukan cuma chart.
3. Mockup
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Sketsa kasar atau cetak biru (blueprint) dari tampilan dasbor Anda, biasanya dibuat di kertas atau software desain.
- Analogi (Penjelasan Ahli): Anda tidak akan membangun rumah dengan langsung memesan semen dan batu bata. Anda memanggil arsitek untuk membuat denah rumah (blueprint) dulu. Di mana kamar tidur? Di mana dapur? Mockup adalah denah rumah untuk dasbor.
- Studi Kasus: Kita gambar kotak-kotak di kertas: "Kontainer 1: Judul. Kontainer 2 (Horizontal): Isinya 3 KPI. Kontainer 3: Isinya Peta." Ini kita tunjukkan ke user untuk disetujui sebelum kita menyentuh Tableau. Ini menghemat 90% waktu revisi.
4. BAN (Big Ass Numbers)
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Istilah slang untuk angka KPI yang ditampilkan dengan font super besar agar langsung terbaca.
- Analogi (Penjelasan Ahli): Ini adalah judul berita utama (headline) di koran. Hal pertama yang mata Anda tangkap.
- Studi Kasus: Di dasbor sales kita, 3 KPI (Total Sales, Profit, Quantity) tidak ditaruh di tabel kecil. Kita buat 3 kartu (BAN) terpisah di bagian paling atas dasbor. User bisa tahu performa bisnis dalam 3 detik tanpa membaca.
5. Sparkline
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Grafik garis yang sangat kecil dan simpel (biasanya tanpa sumbu Y atau X) yang menunjukkan tren.
- Analogi (Penjelasan Ahli): Jika BAN adalah angka di timbangan berat badan Anda hari ini (misal: 70kg), sparkline adalah grafik kecil di sebelahnya yang menunjukkan berat Anda 30 hari terakhir.
- Studi Kasus: Tepat di bawah BAN "Total Sales: $730K", kita letakkan sparkline 12 bulan. User langsung tahu dua hal: "Berapa angkanya?" (dari BAN) dan "Apakah sedang naik atau turun?" (dari sparkline).
6. Container (Vertikal & Horizontal)
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Kotak tak terlihat di Tableau yang berfungsi sebagai "rak" untuk menata dan mengelompokkan chart Anda.
- Analogi (Penjelasan Ahli): Ini adalah konsep paling penting. Bayangkan dasbor Anda adalah sebuah koper. Anda tidak melempar baju, sepatu, dan alat mandi begitu saja (dasbor amatir). Anda menggunakan travel organizer (kontainer).
- Kontainer Vertikal: Menumpuk barang dari atas ke bawah (Misal: Judul, lalu KPI, lalu chart).
- Kontainer Horizontal: Menjajar barang dari kiri ke kanan (Misal: KPI Sales, KPI Profit, KPI Quantity).
- Studi Kasus: Dasbor kita punya 1 Kontainer Vertikal utama. Di dalamnya ada 3 Kontainer Horizontal (untuk Judul, untuk 3 BAN, untuk 2 chart di bawah). Hasilnya? Rapi, presisi, dan mudah di-maintenance.
7. Tiled vs. Floating (Ubin vs. Mengambang)
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Dua cara meletakkan objek di dasbor.
- Analogi (Penjelasan Ahli):
- Tiled (Ubin): Seperti memasang ubin keramik di lantai. Semuanya pas, presisi, saling mendorong, dan tidak ada yang tumpang tindih. Ini adalah default terbaik untuk 90% objek.
- Floating (Mengambang): Seperti menempel stiker di dinding. Anda bisa menaruhnya di mana saja, bahkan tumpang tindih di atas objek lain.
- Studi Kasus: Seluruh layout utama kita (KPI, chart) pakai Tiled agar rapi. Tapi, tombol "Show/Hide Filter" kita pakai Floating agar bisa ditaruh di pojok kanan atas, mengambang di atas layout utama.
8. Padding (Outer vs. Inner)
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Spasi kosong yang memberi "ruang napas" pada desain Anda.
- Analogi (Penjelasan Ahli): Bayangkan sebuah lukisan mahal.
- Inner Padding: Jarak dari lukisan ke tepi bingkai (pigura).
- Outer Padding: Jarak dari bingkai lukisan ke lukisan lain di dinding galeri.
- Studi Kasus: Dasbor amatir terlihat sumpek karena semua chart saling menempel (Padding=0). Dasbor profesional memberi Outer Padding 20px di antara setiap chart. Tiba-tiba dasbor terlihat bersih, mewah, dan mudah dibaca.
9. Parameter
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Kontrol interaktif yang bisa diubah user (seperti dropdown, slider) untuk "mengganti" input di dasbor.
- Analogi (Penjelasan Ahli): Ini adalah tombol volume di radio. Radio (dasbor) punya lagu (data), tapi Anda (user) yang mengontrol inputnya (volume).
- Studi Kasus: Kita buat Parameter [Select a Year]. User memilih "2023" dari dropdown. Kalkulasi kita ([CY Sales]) langsung menggunakan "2023" sebagai acuannya. Jika user ganti ke "2022", semua chart otomatis ikut berubah. Dasbor menjadi dinamis.
10. LOD (Level of Detail) Expression
- Apa Artinya (Definisi Sederhana): Kalkulasi canggih untuk "memaksa" Tableau menghitung sesuatu di level yang berbeda dari yang ditampilkan di chart.
- Analogi (Penjelasan Ahli): Bayangkan Anda sedang melihat peta di level provinsi (level chart Anda). Tapi Anda ingin tahu "total populasi seluruh negara" (level yang lebih tinggi) atau "rata-rata populasi per kota" (level yang lebih rendah). LOD adalah drone yang Anda kirim untuk menghitung di level lain, tanpa mengubah peta provinsi yang sedang Anda lihat.
- Studi Kasus: Di Customer Dashboard, kita ingin membuat histogram Customer Distribution (jumlah order per customer). Kita harus "mengunci" hitungan di level Customer: {FIXED [Customer ID] : COUNTD([Order ID])}. Ini memaksa Tableau menghitung jumlah order per customer, bahkan sebelum kita membuat chart-nya.
š Mengajarkan Ilmu Ini ke Orang Lain (Naskah "Teach-Back")
Gunakan naskah ini untuk menjelaskan apa yang baru saja Anda pelajari kepada rekan kerja atau teman. Ini akan mengunci pemahaman Anda 10x lipat.
(Mulai Naskah)
"Eh, gue baru aja dapat insight gila soal bikin dasbor, terutama di Tableau. Ternyata, kebanyakan dari kita salah kaprah.
Kesalahan Terbesar Kita:
Kita memperlakukan dasbor kayak 'gambar' atau 'laporan'. Kita buka Tableau, drag-and-drop data, bikin 10 chart, terus kita lempar semua ke satu layar. Hasilnya? Berantakan, sumpek, dan tiap ada revisi kecil aja, kita stres setengah mati karena harus ngatur ulang semuanya.
Cara Profesional (Cara 'Mercedes-Benz'):
Dasbor itu bukan 'gambar', tapi 'produk'. Kayak merakit mobil, semuanya harus presisi dan punya arsitektur yang kokoh. Kuncinya ada di perencanaan.
Ada 3 fase utama:
1. Fase Arsitektur (Cetak Biru)
Sama kayak bangun rumah, kita nggak langsung ngaduk semen. Kita bikin blueprint (Mockup) dulu di kertas. Kita tanya user maunya apa (User Story). KPI utamanya apa? Kita tentukan di sini: 'Oh, KPI kita taruh di atas pake BAN (angka gede). Chart perbandingan di kiri, chart tren di kanan.'
2. Fase Konstruksi (Per Bagian)
Setelah blueprint jadi, baru kita 'bangun' bagian-bagiannya. Tapi DILETAKKAN DI LUAR RUMAH DULU. Setiap chart kita buat di worksheet terpisah. Di sini kita ngoprek data, bikin kalkulasi (CY Sales vs PY Sales pake Parameter), dan yang penting: bersihkan semua sampah visual. Hapus grid line, hapus axis yang nggak perlu. Bikin tooltip-nya bagus.
3. Fase Perakitan (Pabrik)
Ini bagian 'rahasia'-nya. Kita nggak drag-and-drop chart ke dasbor. Kita siapkan 'rak'-nya dulu. Namanya Kontainer.
Kita siapkan rak vertikal (buat numpuk atas-bawah), terus di dalamnya kita siapkan rak horizontal (buat jajar kiri-kanan).
Setelah 'rak'-nya siap, baru kita masukkan chart (dari Fase 2) satu per satu ke rak yang sesuai.
Kenapa Ini Penting Banget?
- Profesional: Dasbornya langsung terlihat rapi. Kita tinggal atur 'Padding' (spasi kosong) antar 'rak' biar ada 'ruang napas'. Ini yang bedain desain amatir dan pro.
- Hemat Waktu: Kalau user minta revisi, 'Mau tukar posisi chart kiri sama kanan,' kita nggak pusing. Kita tinggal tukar posisi dua chart di dalam kontainer horizontalnya. Selesai 3 detik. Nggak ngerusak layout yang lain.
Jadi, takeaway-nya:
Berhenti drag-and-drop sembarangan. Mulai sekarang, rencanakan arsitektur kontainer Anda dulu sebelum memasukkan satu chart pun.
Coba deh, bikin satu dasbor kosong. Jangan masukkan data. Coba bangun layout halaman web favorit lo (misal: YouTube) cuma pake objek 'Blank' dan 'Kontainer'. Lo bakal langsung 'klik'."
(Selesai Naskah)